Wednesday, October 17, 2007

ARSENAL : THE GREATEST TEAM EVER!

Siapa yang ga resah waktu Arsenal ditinggal kapten tim nya, hijrah ke Real Madrid?
Kapten tim yang walopun emosian dan suka marah2, tapi membela tim nya setulus hati… akhirnya harus pergi memenuhi panggilan jiwanya. Siapa yang ga panik.. ketika Thierry Henry, kapten tim selanjutnya, juga pergi ke Barcelona? Padahal semua orang tau, dengan kehadiran striker yang super produktif itu, Arsenal tak meraih satu gelar juara pun? Apalagi klo ditinggal salah seorang pemain terbaiknya? Blom cukup juga cobaan yang dihadapi… Frederick Ljungberg, pemain inovatif yang lincah itu juga pergi. Gilaaaa.. lantas, siapa yang bertahan… Apa mereka lupa.. sblom di Arsenal, mereka bukan siapa2? Mereka hanya seorang pemain bola biasa.. yang lantas diasah secara fisik dan mental, oleh Arsene Wenger.


Idealisme dan uang, memang sering tak sejalan. Uang bisa membuat mata bersinar, tapi idealisme bisa membuat hati terang. Walopun berat, tapi 3 pemain bintang itu memilih pergi, demi uang dan ketenaran.
Cemooh pun berdatangan. Celaan tak dapat dihindari. Semua orang, bahkan fans Arsenal pun, tak yakin lagi dengan kemampuan tim mereka. Semua mengeluh dan meledek Arsene Wenger The Coach… “Goblok lo.. kenapa ga mempertahankan Henry? Bisa apa lo tanpa dia?” “Ini cuma masalah uang kan? Knapa ga naikkin aja gajinya, biar ga pindah ke klub lain?” “Beli aja pemaen2 bintang yang lagi top2nya skarang…” ”Dengan pemain2 yang tersisa skarang, lo mo jadi klub macam apa?” Wenger, si keras hati, tetap dengan gigih dengan pendiriannya.

Tetap dengan ciri khas Arsenal... tidak membeli pemain bintang, tapi membeli pemain muda calon bintang. Tetap dengan gaya nya, tidak pernah menahan siapapun yang sudah tidak mau lagi bertahan. ”Just go..if you wanna go,” begitu katanya pada pemain2nya yang sudah ditawar klub lain. Pergilah, percuma klo hati kamu sudah tak ada disini. Percuma mempertahankan mu, apabila yang jadi prioritas nomor satu sudah bukan tim ini, tapi uang. Dan akhirnya... mereka pun pergi. Lagi2, celaan semakin bertambah. Belum lagi datang cobaan lain... Di tengah porak poranda tim nya menghadapi musim baru, dan ketidakjelasan budget yang bisa dibelanjakan musim depan, berbagai tawaran untuk melatih tim lain, datang ke Wenger. Tapi Arsene Wenger tetap disitu. Berdiri di depan tim nya. Melindungi anak2nya. Tidak mempedulikan tawaran yang datang, walopun jelas2 jauh lebih menggiurkan. Thats whats leaders should do. Berdiri teguh di tempatnya, walopun angin dari kanan dan kiri berusaha menjungkalkan. Tetap membela anak2nya, apapun yang terjadi. Memberi semangat kepada pemain2 mudanya, bahwa mereka bisa. Integritas, loyalitas dan harga diri, itu jauh lebih penting, daripada sekedar materi. “Di awal musim, saya mengatakan bahwa kami akan membuat kejutan. Tapi semua orang menertawakan saya. Kini setelah sebagian musim berjalan dan mereka melihat kami ada di puncak, semua tiba2 berbalik mengatakan bahwa Arsenal adalah tim yang hebat.” Itu kata The Percy, Van Persie. Tim yang hebat terdiri dari seorang pemimpin yang hebat dan sekumpulan anggota tim yang juga hebat. Pemimpin yang hebat, selalu yakin dan percaya pada anak buahnya. Itu yang membuat anggota tim nya hebat, sebab mereka yakin pada dirinya sendiri.

Jangan terlalu yakin, itu yang membuat mereka tetap waspada. Wenger tetap setia melatih Arsenal, walopun tim itu compang-camping ditinggalkan pemain2 bintangnya. Dengan kemampuan profesornya, ia meramu tim baru, yang sebagian besar (lagi2) terdiri dari pemain muda. Flamini, Adebayor, The Percy… dengan Taure yang lebih senior, sbagai kapten tim nya. Buktinya? Arsenal kini kokoh di puncak klasemen sementara. (Duhhhh.. jangan tinggi hati ya.. nanti terjungkal…) Ayo kita sama2 berkaca… Apakah kita sperti Viera dan Ljungberg, yang pergi di saat tim mereka membutuhkan? Ataukah sperti si The Genius Henry, yang walopun sudah pergi dan bermain di tempat lain, namun hatinya masih tetap tertinggal di Arsenal? Apa yang mereka kejar, selain uang? Sperti The Percy, yang tetap membela tim nya stngah mati, di tengah cercaan dan cemooh smua orang? Apakah kita sperti Arsene Wenger yang slalu berdiri di depan tim nya, menjaga, melindungi anak2nya, menguatkan mental mereka, walopun kenyataan tampak lebih buruk dari yang sebenarnya? Ayo kita melihat ke tim kita masing2… Sperti apakah tim kita, kalo ditinggal oleh pemain bintangnya? Lari kocar-kacir sperti anak ayam kehilangan induk? Panik dan bingung, lalu lepas tangan? Atau bahkan.. ikut pergi, meninggalkan tim kita? Atau sebaliknya.. tetap percaya dan yakin dengan anggota tim yang tersisa? Dan membuat strategi baru sambil membuat senjata ampuh untuk menekan lawan? Rasa2nya, kita perlu blajar banyak dari sebuah tim sepak bola.. ya iyalaaahhhh, ARSENAL gitu lohhhh!!!! *makin cinta mode*

No comments: