Tuesday, March 29, 2011

Cuma mau berbagi satu syair lagu yang indah banget…

When God Made You
Its always been a mystery in me
How two hearts can come together
And love can last forever
But now that I have found you, I believe
That a miracle has come
When God sends the perfect one
Now gone are all my questions about why
And I’ve never been so sure of anything in my life
I wonder what God was thinking, when He created you
I wonder if He knew everything I would need
Because He made all my dreams come true
When God made you, He must have been thinking about me
I promise that wherever you may go
Wherever life may lead you, with all my heart I’ll be there too
From this moment on, I want you to know
I’ll let nothing come between us
I will love the ones you love
He made the sun and made the moon
To harmonize in perfect time
One cant move without another
They just hve to be together
And that’s why I know its true
You’re for me, I’m for you
Cause my world just cant be right
Without you in my life
He must be heard everything I’ve been praying
Yes, knew everything I would need
When God made you, He have must been thinking about everything.. never worry, just be sure He’ll give you everything you need, in His beautiful time J

Menyusui

Menyusui.. ketika se-tetes ASI menjadi begitu berarti

Menyusui kedua kali, tidak membuat gue jadi lebih pinter. Masih tetap luka2, masih tetap berdarah. Cuti 3 bulan, tidak lantas bikin pundi2 ASI bertambah. Ga belajar dari pengalaman yahJ
Sebenernya, gue udah niat nabung asi dari awal, loh. Cuma entah kenapa ya, cari waktu untuk pumping rasanya susah banget. Kalo dulu bisa dilakukan pas Keyla bobo, kali ini, kalo Michael bobo, masih ada 1 malaikat lagi yang minta diperhatikan.

Jadilah gue coba mompa ketika 2 anak itu tidur, yang biasanya gue lakukan sambil terkantuk2 juga. 3 bulan pertama produksi susu pas2an. Apalagi pas udah kerja. Curi2 waktu mompa di kantor, yang biasanya hanya bisa 2 kali mompa, max 3 kali. Itu pun dengan diburu2 waktu, di sela2 bunyi BBM yang tidak berkesudahanJ
Bulan demi bulan berjalan… Anehnya, air susu gue yang pas2an itu masih keluar aja.
Waktu gue tulis ini, usia Michael menjelang 5 bulan. Kadang diselingi susu formula, tapi max 1x aja sehari. Tetep air susu ibu nya yang utama.
Mpot2an? Pasti. Kejar2an? Tentu saja. Gedebukan? Ya iyalah. Tapi Tuhan mencukupkan semua nya. Tuhan mengatur semua nya.
Ajaib? Iya. Kalo kita berusaha sekuat tenaga, dan membiarkan Tuhan mengaturnya, percaya bahwa semua takkan percuma.

Ga mudah buat gue mengatakan ini. Inget waktu air susu yang gue peres dengan susah payah, dimuntahin Michael, atau dibuat main sama Keyla.. rasanya mo nangis. Ingat waktu freezer kulkas rusak, dan simpenan asi gue botolnya pecah, hiksssss… mo ngamuuukkkkk!

Atau ketika asi (yang seharusnya tak boleh direbus), tau2 dimasukkin botol trus ditaro di air mendidih, sama suster nya Michael… &;$&;#)^$&;%)#*)%&;($# *sensor…
Terus terang, banyak banget hal2 yang bikin gue frustasi. Pengen berhenti mompa susu. Ngambek. Ga mo peres asi lagi.
Tapi.. melihat wajah Michael.. ini malaikat yang Tuhan kirim untuk menemani hidup gue. Sosok mungil yang Tuhan percayakan ke gue, untuk gue jaga dan gue sayangi sepenuh hati. Anak manis yang gue idam2kan.
Dan binar wajahnya itu loh, kalo melihat gue dah ambil posisi mo nyusuin dia.. ya ampun, langsung sumringah gitu! The face I will never forget, the expression I will keep for the rest of my life.. sama ketika dulu Keyla bayiJ
Tuhan, terima kasih untuk 2 malaikat sempurna yang telah Engkau berikan untuk melengkapi hidupku.

Keyla & Michael.. kalo udah gede nanti baca blog Mommy… kalian adalah hadiah terindah yang pernah Tuhan berikan. Kalian adalah karunia dari SurgaJ

Being A Mom

Ini tentang.. menjadi IBU

Melahirkan anak ke-2, tidak membuatnya menjadi lebih mudah. (Ya gimana lebih mudah.. yang dulu 10 jam brojol, kali ini nunggu 17 jam plus 2 botol induksi, sampe bukaan 7, ga brojol juga… daku tak pernah lupaaaa:p)
Mengurus anak ke-2, juga tidak lebih mudah. Kirain karena udah pernah ngurus baby, ngurus baby lagi bisa jadi lebih mudah.

Untunglah karena Michael lahir cukup endut (3.7kg bo..), jadi ga terlalu serem mandiinya. Kebayang ga, klo anaknya kecil, masih lunak2 gitu tubuhnya, hiiiiiyyy pasti lebih ngeri yah mandiinya, so vulnerable.

Di rumah, gue masih susah jalan. Nyeri nya belom ilang2 (that’s why I keep telling you, normal is much better!). Boro2 jongkok… ga kebayang kudu jongkok2 mandiin anak. Belom lagi klo kudu bangun dari jongkok sambil gendong anak…

Belum lagi Keyla yang jadi 2x lebih nakal…. Dari yang ga pernah ngompol, sampe pee di sofa L
Dari anak yang manis (walopun nakal), jadi anak yang suka teriak2, bantah, ga bisa diam sepanjang waktu. Pernah suatu malam, saking kecapeannya, saking frustasi nya, gue Cuma bisa nangis aja. Ngerasa ga sanggup ngurus anak. Ngerasa ga bisa kasih yang terbaik buat mereka.

Dalam keheningan, Tuhan menjawab, “Aku tak pernah salah. Dari sejak awal Aku memberikan benih itu di rahim mu, Aku tau kamu akan sanggup mengasuh mereka.”
Anehnya, doa malam itu sangat menguatkan gue. Capek masih tetep capek. Sakit juga masih sakit. Situasinya masih sama, tapi GUE yang BERUBAH.
Tuhan menyuruh gue untuk menikmati rasa lelah itu. Meresapi sakitnya. Berteman dengan perihnya. Bersahabat dengan tangis dan peluh.
Tuhan tidak merubah situasi itu. Tapi Dia telah merubah gue. Gue adalah orang yang sangat beruntung. Tanpa susah2, gue bisa hamil, dapat sepasang anak cewek dan cowok, while banyak banget cewek yang harus berobat kanan-kiri untuk bisa punya anak. Udah sepatutnya gue bersyukur, ga Cuma nangis dan merasa semuanya serba susah. Kesusahan yang gue alami sekarang adalah kesusahan setiap ibu, dan tidak semua wanita bisa mengalami nya.
Gue mulai bisa memandang semuanya dari sisi yang berbeda. Seperti kata nyokap gue, “Nikmati nakalnya Keyla. Rewelnya Michael. Itu ga akan lama. Tau2 mereka udah gede aja.”

Menjadi IBU, membuat gue banyak belajar. Belajar menekan ego pribadi demi melihat senyum anak2 lo. Belajar membagi diri dan hati, demi kedua miniatur lo yang imut2 itu. Belajar menikmati hari2 melelahkan yang menyenangkan, seperti sengsara membawa nikmat.

Ajaib nya, Michael jadi terlihat jauh lebih baik. Ingat kata2 Tuhan, Dia tak pernah salah. Kalo dia sudah memberikan Michael untuk gue asuh, artinya gue pasti mampu mengurus dia. Tuhan sudah mempercayakan Keyla, artinya Keyla akan aman di tangan gue.

Dan Tuhan sudah menyerahkan hidupNya demi gue. Artinya gue akan bisa bersandar kepada Nya, apapun masalah yang gue hadapi. Dia janji akan menggendong gue. Dia tidak akan membiarkan gue sendirian. Asalkan gue membiarkan Dia masuk. Asalkan gue berserah, dan membiarkan Dia mengambil alih.
Berserah… bukan perkara mudah, betul tak?

Kadang dengan kepercayaan diri kita yang luar biasa tinggi, kita lupa menyerahkan diri kepada Nya. Kita terlalu angkuh untuk mengakui kalo kita membutuhkan Dia.

Saat akan melahirkan, gue terlalu yakin sama diri gue sendiri, sehingga pada saat situasi ga bisa dikalahkan lagi, gue jadi frustasi. Terlalu sombong untuk membiarkan Dia mengambil alih.

Saat baru melahirkan, gue terlalu malu untuk mengakui, kalo gue takut ngurus 2 anak. Gue ga yakin gue mampu. Sampai akhirnya gue stress, dan Tuhan kembali menggendong gue.

Melibatkan Tuhan dalam setiap perkara, dalam setiap peristiwa, itu yang gue belajar. Tuhan dengan segala kekuatannya, akan menggendong lo, menopang lo, bahkan di saat elo ga menyadari nya. Seperti saat kita hanya melihat sepasang langkah kaki, padahal saat itu Dia sedang menggendong kita.

Caesar vs Normal

CAESAR vs NORMAL, kembali MeNYUSUi

Gals, gue tariiiikkk kata2 gue tadi. Caesar is definitely not the best option!! If you can choose, pls pilih normal aja!!! Mo mules kaya apa kek, mo berapa lama, since bisa normal, mending normal aja… seriously!
Waktu normal dulu, emang siy mules nya ampun2. Menuju bukaan 10 juga lamaaa banget rasanya. Mana induksi pula, jadi makin mules aja. Tapi once udah brojol, udah ga kerasa apa2. Mo dijahit kek, atau apapun yang terjadi di “bawah” sana, ga kerasa apa2. Apalagi ketika udah bersentuhan dengan kulit baby, rasanya dunia milik berdua. Bukan berdua suami, tapi berdua baby J
Besoknya belajar jalan, paling nyeri2 sedikit. 2 hari udah bisa jalan normal.

Tapi CAESAR? Hmmmm… waktu dibelek, emang ga kerasa apa2, kan dibius lokal. Begitu juga abis baby dikeluarin…
Tapi recovery setelah itu… WOW banget, dan asli bikin gue trauma.
Hari itu, masih belum kerasa apa2. Obat bius masih menjalankan tugasnya dengan baik. Tenang2 aja, paling kecapean karena proses mules 17 jam itu.
Besoknya, hanya boleh duduk. Perih mulai kerasa, dan makin parah ke belakangnya. Nyut2an, sampe ke kepala. Tapi masih mending karena hari ke-2 masih lebih banyak tidur.
Payudara gue dah bengkak lagi, dan tentunya harus segera di-mimi sama baby. 
Entah kenapa, walopun udah berusaha nyusuin dengan posisi yang benar, tetep aja rasanya perih. Dan sekali lagi, dengan idealism yang (masih) tinggi, lagi2 gue ngotot ga boleh kasih susu formula. Plus, di RS tempat gue melahirkan, emang pro ASI 1000%, dan anti sufor. So bisa dibayangin kalo gue kasih sufor, bisa2 gue diomelin, plus digosipin ama suster2 disana. (Have I told you, that di RS ini, all babies are with their moms, called rooming in). Moms emang dilatih ngurus baby nya sejak sedini mungkin.

Di hari ke-3, udah mulai belajar jalan. Amboi, sakit banget bow, perih nya ga ketolongan. Dan gue ga bisa angkat kaki. Jadi tiap kali jalan, kaki gue kudu diseret. Pertama kali nyoba jalan, gue frustasi berat. Kok bisa kaya gini yah? Apa kaki gue ga bisa normal lagi? Kapan bisa jalan seperti biasa? Jangankan gendong baby, bawa diri sendiri aja susahnya minta ampun.

Karena di hari ke-3 ini hukumnya udah boleh turun dari bed dan emang harus jalan, gue mandi di kamar mandi, setelah sebelumnya mandi di bed. Waktu mandi adalah siksaan buat gue, karena ngerasa so helpless, ga berdaya, harus pasrah dimandiin ama suster2. Pengen rasanya gue suruh tuh suster keluar, trus gue bersihin badan gue sendiri. Tapi… yah, dari duduk ke posisi berdiri aja, butuh berapa lama. Plus luka ini belom boleh kena air. Jadi pasrah deh gue.

Menyusui jadi semakin sakit, karena luka di payudara (selanjutnya akan disebut PD), udah makin besar, dan mulai berdarah. Tiap kali nyusuin, gue pasti teriak2 kesakitan. Parahnya lagi, tiap kali teriak, luka operasi di perut bawah jadi makin sakit, plus pinggang belakang (tempat suntikan bius local diberikan) juga jadi makin sakit.

Kebayang ga lo, tiap kali nyusuin, PD lo sakit, perut lo sakit, pinggang lo sakit. Oh man, kok menderita banget rasanya? Belom lagi air susu yang (mungkin) masih menunggu waktu untuk keluar, padahal dah bengkak. Dan baby yang haus, menggigit2 dengan sekuat tenaga nya.
Pagi siang malem, gue kerjaannya nangis aja. Sekujur badan gue sakit, ga bisa bergerak, ngilu, linu. Air susu belom keluar, baby nangis terus…

Belum cukup hanya itu, gue juga kangen sama Keyla. Setiap hari bobo melukkin dia, tau2 harus bobo di tempat asing, dan “mengungsikan” dia ke tempat Oma nya. Memang Keyla tiap hari datang, dan dia juga seneng liat dede nya. Tapi kalo pas giliran mo pulang, dia selalu nangis.
“Keyla mo sama Mommy Daddy. Kenapa Mommy Daddy sama dede disini? Keyla juga mo disini.”
Dan terus menangis sampe pulang. Gue denger dari Oma nya, kalo tiap malam dia nangis sampe akhirnya ketiduran. Sedih banget rasanya…

“Key, Mommy janji akan cepet pulang. Mommy janji akan temenin Keyla main dan bobo. Mommy janji akan bacain cerita lagi.”

Di hari ke-3, seperti Keyla dulu, Michael pun kuning. Bilirubin naik, jadi harus disinar. Seperti Keyla, gue parno, dan minta baby disinar di ruangan gue, jadi gue bisa lihat dia, dan ngawasin penutup matanya.
Gue pompa PD gue, tapi Cuma keluar setetes demi setetes. Frustasi banget rasanya. Malemnya, gue bener2 ngerasa capek. Putting susu luka, baby rewel, perut ngilu, pinggang linu, badan kaya abis digebukin. Michael bener2 rewel malem ini. Mungkin udah mulai haus, mungkin juga ga nyaman. Gue ga bisa tidur karena baby rewel, Alex juga bingung mesti ngapain. Michael digendong salah, ditaro salah.

Akhirnya dengan enggan, gue pencet bel, dan tanya bilang sama susternya, “Sus, saya ga tau kenapa baby nangis terus…” ngeliat gue begitu kecapean dan mata gue yang sembab, suster bilang, “Gimana kalo malem ini, baby tidur di kamar baby. Nanti kalo mo mimi, baru saya bawa ke Ibu.”
Ga tau kenapa, gue yang biasanya selalu menentang kalo baby dibawa ke kamar baby dan jauh dari gue, kali ini Cuma bisa diem. Dan akhirnya setuju. Ketika baby dibawa, gue bilang sama Alex, gue kok merasa bersalah ya, Mommy Daddy nya disini, tapi anaknya malah dibawa ke ruang lain.
Alex bilang, kita harus istirahat. The baby needs us to be strong, to keep him save. So we have to save our energy. Setelah nyoba mompa dan hanya keluar 2 tetes, gue ketiduran.

Besoknya, PD gue semakin bengkak, keras, dan perih pastinya. Nangis udah ga langka lagi. Bisa tiap bentar gue mewek. Suster2 disana, yang terkenal handal dan ahli dalam hal asi, mencoba menolong gue. Mereka kompres dengan air panas-dingin-panas lagi, trus di-massage pelan2. Dari “aduh” pelan, sampe teriak histeris. Dari yang sesegukan, sampe nangis kenceng. Mijit nya ga kira2 bo…
Dan mereka keep saying, “bu, kenapa ga dicoba susuin? Coba susuin aja, biar asi nya ga mampet. Yah demi anak Bu, harus rela berkorban.”
Gue tau, maksud mereka baik. Mereka kasih gue semangat. Tapi ga tau kenapa, gue sebel banget dengan kata2 itu. Siapa yang mo baby nya ga sehat? Siapa yang mo bengkak begini? Siapa yang mo asi nya ga keluar? Hanya ibu gila yang mau anaknya ga sehat…
Dan ketika PD gue tetep bengkak, dan asi gue tetep ga keluar, mereka tetep bilang, “coba pijit lagi Bu, atau dikasih aja ke dede nya. Luka nanti sembuh sendiri.”
Asli, pengen gue timpuk aja tuh suster pake kursi…. (soriiii yah kasar, but that’s how I feel)
Rasanya pengen teriak.. “DIEEEMMM LOOO SEMUAA!” L Kalian kan ahli nya, jangan Cuma ngomong. Kalian liat sendiri kan, PD saya udah seperti ini, kalian berbuat apapun juga ga bisa keluar. Stop telling me how to breastfeed my baby!
Ketika baby nangis dan asi gue Cuma keluar setetes pas dipompa, ada satu suster yang nungguin gue mompa. Coba, apa ga nambahin stress gue, pompa sambil ditungguin gitu? Karena ga tahan, gue bentak aja, “Sus, klo suster terus berdiri disitu nungguin saya mompa, ya ga akan keluar sus…”
Sekali lagi gue harus nelen ludah sendiri. Gue kasih sufor ke baby L karena dia kuning dan membutuhkan banyak minum, sementar PD gue bermasalah dan luka begini, di pompa Cuma keluar 2-3 tetes… ngumpet2 ksih sufornya, karena RS ini pro asi, dan penentang sufor abis.
Terserah mo dibilang IBU JAHAT atau apa. Gue memilih anak gue ga kekurangan air, daripada kekeuh mempertahankan idealism gue.

Jadi inget waktu pertama kali kasih Michael sufor. Sambil nangis dan tangan gemeteran, perasaan berdosa membludak, gue bisikin dia.. Sori ya, Mommy kasih sufor buat kamu. Mommy janji akan berusaha, Sayang. Mommy akan berusaha kasih ASI sebisa Mommy. Kamu akan jadi anak yang kuat, sehat, dan pintar, seperti cici mu.

So, the baby blues starts earlier, even belum pulang dari RS.
Besoknya, suster2 Cuma sedikit yang berani masuk ke kamar gue. Mungkin udah tersebar di RS “ibu di kamar 609 itu galak, judes, dan lagi stress.” Hehehe… atau di depan kamar gue, ada tulisan “hanya untuk suster yang ingin menguji ketabahan hatinya” :p
Seorang suster masuk, sambil gendong Michael yang lagi nangis. Ajaib yah suster2 itu, baby lagi dalam kondisi nangis kaya apapun, bisa diem dalam gendongan mereka.
Setelah nidurin Michael, dia deketin gue, terus tanya2. Anak ke berapa, asi nya keluar apa ga, bagian mana yang sakit. Dan tau2 gue udah nangis2 aja gitu, cerita sama dia. Lalu dia mijitin gue, dari leher, pundak, pinggang belakang. Dan anehnya, PD gue yang tadinya sakit banget walopun Cuma disentuh aja, sekarang dah jauh lebih baik. Pelan2 mulai bisa dipijit, walopun asi nya masih belum juga keluar banyak. Perasaan gue pun jauh lebih baik. Suster ini tidak menghakimi gue, kenapa gue ga kasih asi. Tapi dia berusaha ngurangin stress gue, dengan demikian asi gue bisa keluar.
Suster Lia, you’re one of angel God sent to meJ thankyou, Suster

Keyla, kalo nanti kamu melahirkan, Mommy janji akan temenin kamu, Sayang… dari awal masuk sampe kamu melahirkan baby mu, Mommy akan ada di sisi mu. Mommy akan menyemangati kamu, berdoa buat kamu. Seperti yang Oma lakukan buat Mommy… Its everything.

Mom, I love you… You are my strength J
If Daddy could see us from heaven, He’ll know how proud I am having a mom and dad like you. Dad, I give you a grandson! J

Guys…while you still have time, love your mom as soon as you can.

MEET the BABY

1 Nov 2010, jam 10 malam

Pertama kali ngerasain mules2 kecil. Hubby dan Keyla udah bobo pules. Gue cuma bolak-balik aja, tapi ga bisa bobo. Udah nguap2 berkali2, ga bisa pules juga. Perut makin kerasa ga enak. Mules, iya, ga mules juga iya. Sekitar hampir jam 1 pagi, gue bangunin Alex, gue senggol2 kakinya dia pake kaki gue.
Dasar suami siaga, langsung duduk dia pas bangun. “Udah mules kamu?” katanya.
Setelah telpon mami dan mama, kita putuskan untuk berangkat. Keyla dan sus nya di rumah mama, terus kita jemput mami. Entah kenapa, mules gue langsung berkurang setengahnya, pas tau mami bakal nemenin gue “_” I love you, MomJ

Sebelum pergi, gue pelukkin Keyla, ciumin dia sampe dia bangun. “What if… I never see her again? What if.. this is the last time I can kiss and hug her?” dan seribu “what if what if” lainnya… sedih banget rasanya. Tapi Tuhan terus menyadarkan gue.. come on! Jangan sensi lahhhh… kamu tuh pergi untuk kasih dia hadiah! Pada saat kamu pulang nanti, kamu akan kasih dia adik! Hayo hayo, semangat!

Sampe di Carolus, masuk ke ruang bersalin… memory gue muncul lagi. Hampir 3 tahun yang lalu, dinihari menjelang pagi2 buta, gue disini juga, untuk melahirkan Keyla. Sekarang kembali lagi kesini J tapi kenapa harus dinihari terus yah? :p Ooh, gue tau, menghindari macet yah? Anak pinter J
Ruang bersalin privat kosong, jadi masuklah gue kesana. Setelah isi beberapa data, trus tiduran lah gue di ranjang ajaib itu. Ruangannya masih sama…
Tiba2 aja mata gue berair. Keyla, juga dulu lahir disini, di ruangan ini. Sekarang, adiknya Keyla juga lahir disini…

“Bu, belum apa2 kok udah nangis?” kata susternya. Hehehe, ya maklum sus, ibu nya perasaannya lembut.. (hiii, jijay!)
Ukur punya ukur, suster bilang, belum ada bukaan.. (lah, terus yang tadi mules, apaan donggg?). Atau mungkin ada, hanya saja bukaan sangat kecil, bukaan awal banget. Jadi dia “bantu” memperbesar bukaan itu. Jangan tanya rasanya yah.. yang pasti “aduh” deh.
Jam demi jam berlalu… bukaan masih belum maju2 juga, mulesnya juga gitu2 aja. Gue jadi mikir, apa sebenernya belum waktunya ya? Apa mules tadi itu bukan mules apa2?”

Beberapa saat berlalu, bukaan masih belum maju. Saat itu, gue masih merasa bisa melahirkan normal. Gue masih kuat. Gue pernah mules 10 jam, sebelum akhirnya melahirkan normal. Kali ini pun, gue yakin gue kuat.
Dokter meng-instrusikan induksi. Hmmm, denger kata induksi aja, mulesnya langsung nambah, hehe.. padahal belom diinfus loh.
FYI, induksi adalah memasukkan sebotol besar cairan lewat infuse, yang guna nya untuk “memanggil” si mules datang, sehingga bisa merangsang bukaan menjadi lebih cepat. Dulu waktu Keyla, induksi juga 1 botol. Dan rasanya aduhai:p
Selama induksi, mules makin menjadi. Dan sama seperti dulu, gue berusaha untuk tidak teriak. Prinsipnya, hemat tenaga. Atur napas menjadi yang terpenting. Tarik napas dalam2, buang, tarik lagi, buang.. begitu terus, sampe mules nya hilang.
Beberapa jam berlalu. Bukaan masih belum maju juga. Stuck di bukaan 3. Suster membantu dengan “mecahin” ketuban. Well, jangan ditanya rasanya yah.. hehehe… ga asik deh pastinya. Sampe saat itu pun, gue yakin gue masih kuat.
Sampe induksi abis sebotol, bukaan baru maju sedikit sedikit. Beberapa kali suster memberikan “bantuan” dengan memperbesar jalan lahir. Tujuannya supaya bukaan lebih maju. Hanya maju sampe bukaan 5, terus stuck lagi lamaa…
Dokter datang. Masih tetep PD untuk bisa melahirkan normal. Dia suggest untuk induksi lagi, botol kedua. Hiksss…
Buat cewek2 yang pernah ngerasain induksi, tau kan, baru mulai infuse aja rasanya udah mules dan makin mules terus.. apalagi dah abis 1 botol, terus ditambah 1 botol lagi…
Dari yang super tenang, sampe jadi gelisah. Dari yang super PD, jadi waswas. Duh kok ga keluar2 yah?
Induksi botol ke-2 jalan, mules nya makin2an. Oh my God…
Gue rasanya udah mo mati aja deh. Apa mimpi gue bakal kejadian yah? apa gue bakal mati kali ini? Gue masih mo berbakti sama nyokap gue, masih mau gedein anak gue, masih mau nemenin suami gue sampe tua… will I die? No God, no!

Makin dilawan, rasanya makin mules… sampe akhirnya gue lemes. Ngeliat orang udah berbayang2. Mungkin kecapean. Mungkin kehabisan tenaga. Dan akhirnya cuma bisa pasrah. Tuhan, apa pun yang Engkau kehendaki, apapun itu, aku yakin baik adanya, maka terjadilah. Tuhan, asal Engkau bersama ku, aku pasti baik2 saja.
Waktu Dokter masuk lagi, gue udah lemes total. Dokter bilang, “Caesar aja ya, Bu? Udah 17 jam posisi nya masih agak di atas, walopun udah bukaan 7.”
Gue cuma bisa manggut2. Pasrah total. Whatever Doc, just give me my baby…. I want my baby!
“Ibu ada pilihan Dokter Anak?” untunglah gue masih ngeh waktu ditanyain begitu. Karena udah persiapin semuanya, gue dah survey juga, mo pake dokter anak siapa. Dokter anak yang sama dengan Keyla.
Lalu gue dipersiapkan buat sectio. Waktu gue dipindahin ke ranjang dorong, digantiin baju, rasanya udah melayang2 aja gitu.
17 jam… 17 jam??? 17 jam!!!

Disuntik di tulang belakang, yang katanya orang2 sakit banget karena posisi elo kudu duduk bungkuk, buat gue ga kerasa apa2. Mungkin karena mules 17 jam itu udah bikin saraf sakit gue tidak berfungsi dengan baik. Whatever… gue dah kebal.
Than.. tanpa sehelai benang pun, gue dipindahin tempat tidur lagi. Jujur, perasaan gue saat itu melayang2. Gue sempet mikir, apa ini perasaan orang yang udah mo mati yah? Gue berdoa lagi sama Tuhan, I’m Yours, God… so whatever Your will is, I’ll follow.
Sedetik kemudian, perasaan mules itu hilang, obat bius mulai berfungsi. Lantas gue jadi bisa denger percakapan dokter dan suster2, walopun ga jelas. Mata gue masih kunang2, badan capek luar biasa. Dan akhirnya… “Bu, ini anaknya ya…”
…..
Gue ga bisa melukiskan perasaan gue saat itu. Waktu baby ditaro di dada gue untuk Inisiasi Menyusui Dini, tiba2 pandangan gue clear lagi, semua terlihat jelas. Pusing gue ilang, kesadaran gue juga kembali penuh. Merasakan kulit lembut merah yang ada di dada gue. My baby, finally I meet you…
Nangis udah ga pake malu2 lagi. Gue langsung bisikkin doa “Salam Maria” di kuping nya baby. Tuhan Yesus, Bunda Maria, we’re all Yours. You made the miracle, You are the miracle!

Waktu baby mo dibersihin dan ditimbang, gue masih belum rela ngasih nya. “tunggu ya, masih mo coba susuin lagi..” dan gue pelukkin dia. My baby, my miracle, my baby Michael J
Keluar dari ruang operasi, ada Alex dan nyokap gue. My best buddies are here, there’s nothing to be worried ofJ Nyokap nemenin gue didorong ke kamar, Alex ngurusin baby dibersihin. Saking parno nya, takut anaknya ketukar, dia tungguin sampe baby dimandiin, ditimbang, dan diberi gelang nama.
Halah, kalo tau Caesar bisa begitu cepat dan beres, dari tadi ajahhh!!!!

Second Pregnancy

Hmmmm… lama nyaaaa tidak berbagi di blog ini.. Maklum, sibuk berat niy.. (sok sibuk lo, Yan:p). Udah gue tulis benernya, tapi selalu terburu2 dan ga sempet upload nyaJ So, happy reading J

FEB 2010 à HAMIL LAGIIIII…
Sok ikut2 kalender Cina yang menghubungkan usia ibu dan waktu pembuahan, jadinya malah beneran hamil:p Di kalender itu, satu2nya bulan yang diramalkan bakal punya anak cowok, IF pembuahan terjadi di bulan Januari. Selain itu, seterusnya klo terjadi pembuahan dan hamil, akan jadi anak cewek. Tuhan, tanpa mendahului firman Mu, dan kita pun sudah sepakat that we’ll be very thankfull if we have another baby girl. Ngebayangin akan ada 2 anak cewek, dengan 2 kuncir di kepalanya, satu pake baju pink, satu pake ungu… pake sepatu Barbie.. well, sudahlah Dian, ayo lanjutkan nulisnya:p

Waktu test pack, asli gue tidak berharap banyak… dan garis itu begitu samarnya. Begitu samar, tapi dia ada.. pengen nangis rasanya.. Keyla akan punya adik J Terima kasih, Tuhan….
Feeling gue terbukti juga. Seminggu terakhir ini, gue slalu pake flat shoes, ga nyaman juga pake skinny jeans. Puasa indomie dulu. Setelah ke dokter dan test di lab, dan hasilnya gue bener2 hamil, bow!

MONTH 1-3 – Another Human
Bulan2 pertama ini, dilalui dengan mual2. Iyalah, gue gitu loh:p mual, pusing sepanjang hari, ga napsu makan (nah, yang ini jarang2 niy:p)
Mengingat sejarah kehamilan yang pertama, semoga semua nya baik2 saja, Tuhan. Lindungi bayiku, lindungi suamiku, lindungi aku. Semoga kehamilan lancar, pekerjaanku lancar, sehat sampai melahirkan. Amin.
Hey baby, mommy is here, don’t worryJ
Memasuki usia kehamilan 2-3 bulan, sedikit masalah mulai muncul. Dari yang suster nya Key makin hari makin aneh dan akhirnya mudik trus ga balik2 lagi, juga sedikit flek muncul di celana. Sama seperti dulu, dokter nganjurin bedrest.
“Tidak boleh banyak jalan.”
“Tidak boleh angkat berat2.”
“Tidak boleh naik-turun tangga.”
“Tidak boleh gendong anak.”
No 1 sampe 3, bisa gue jalanin. Tapi sampe ga boleh gendong Key? Hiks.. itu yang paling bikin gue sedih. Ga bisa gendong Keyla, karena ada dedenya Keyla di perut mommy.

Saat itu, gue sadar… Ada sedikit perasaan sedih yang aneh. Keyla, sudah bukan satu2nya. Keyla akan punya adik. Perhatian dan cinta mommy-daddy akan terbagi dua. Waktu mommy-daddy akan terbagi dua. Apa Keyla seneng? Atau sedih? Maafin mommy ya, Key…
Kalo Keyla bobo, ngeliat wajah anak2nya, rasanya pengen ciumin dia terus, pengen pelukkin dia terus. Setiap hari, gue bisikkin dia.. “Walopun Keyla punya dede, Keyla tetep kesayangan Mommy yang paling cantik. Keyla kebanggaan Mommy, semangatnya Mommy.”

Karena tidak boleh banyak jalan, dan bosen di rumah, tiap kali ke mall, suami gue pinjem kursi roda. Awalnya gue males. Kursi roda gitu loh.. malu. Gue yang secuek ini, bisa malu juga!
Tapi suami gue yang kekeuh, gue kudu pake kursi roda. “Sebodo amat orang mo bilang apa, ga usah dipikirin lah. Yang penting kamu ga capek, dan si baby baik2.”
Jadilah gue pake kursi roda setiap ke mall. Diliatin orang, diomongin orang, dilirikkin orang. Setiap kali gue lewat, orang2 akan melihat ke kaki gue. Melihat kaki gue masih ada 2 dan utuh, mereka ngeliat sampe ke kepala, dipikirnya “Nih orang kenapa ya? kan kaki nya ada, kok pake kursi roda?”
Berkat suami gue, makin lama gue juga makin cuek. Kalo ada orang liatin, pengen gue tanya aja, “kenapa bu, kok liatin saya? Saya ga cacat bu, Cuma hamil aja. lagian klo saya cacat, emang kenapa?”
Saat itu, gue berjanji sama diri gue sendiri, gue ga akan liatin orang yang pake kursi roda. Yang pake kursi roda itu juga manusia loh, yang apapun alasannya, mereka ga suka diliatin dengan tatapan nanar, atau lirikan kepo.
Sebagai manusia, Tuhan memberikan kita hati nurani, perasaan, akal budi, yang tidak dimiliki oleh ciptaan Nya yang lain. Jadi setiap manusia derajatnya adalah sama. Jadi untuk semua orang yang berkursi roda,.. gue yakin, itu bukan maunya kalian. Dan kursi roda itu membantu kalian bergerak, bukannya berpikir, atau merasa. Berpikir itu pake otak, dan merasa itu pake hati.
Jadi selama hati kalian masih bisa merasakan, jangan pernah merasa malu atau ga PD, hanya gara2 pake kursi roda. God has created you, and He never fail!

3 – 6 MONTH : I feel you
Setelah 2x bedrest @ 1 minggu, kali ini harus bedrest lebih lama. Hari itu perut kerasa ga enak. Keluar cairan coklat kemerahan, cair, dan bukan sekedar flek, karena agak banyak. Feeling gue bilang, kali ini gue harus lebih concern sama si baby. Cuma feeling, tapi gue merasa kali ini keadaan akan lebih berat. Perut bawah kerasa sakit, cairan coklat banyak keluar. Saat itu cuma bisa berdoa, semoga Tuhan melindungi anakku.
Dokter saranin untuk fully bedrest, dan dia suggest opname. Dalam keadaan biasa, gue pasti nolak. Mending gue istirahat di rumah lah. Tapi kali ini, gue manggut2 tanpa perlawanan. Feeling gue mengatakan, gue emang harus opname. Demi si baby.
Akhirnya gue dibawa ke ruang bersalin untuk cek segala macem. Suami gue nungguin sebentar, trus dia anter Keyla pulang, ambil baju, untuk nginep di rumah Oma nya. Abis itu, suami gue balik lagi ke rumah skit nemenin gue. Sedih banget rasanya pisah sama Keyla. Apalagi pas dia tanya, “Mommy ga ikut pulang? Mommy sama Daddy kenapa disini? Nanti Keyla sama siapa?”
Hiks… Mommy istirahat dulu ya, Sayang… Dede di perut Mommy juga perlu istirahat. Mungkin Mommy kecapean, menurut om dokter. Mommy janji, ga akan lama2 disini. Mommy akan secepatnya pulang, dan nemenin Keyla lagi. Sabar ya, Sayang?

3 – 6 Juni : Gue di rumah sakit 4 hari 3 malam. Di kamar sampe ditempelin tulisan TOTALLY BEDREST, artinya beneran gue ga boleh bangun, ga boleh jalan. Pee aja di ranjang, ckckck.. Kebayang dong, betapa ga betahnya gueeee? Yang biasa pecicilan dan ga bisa diem, kali ini harus tiduran terus di bed? Tapi demi baby, ya sudah lah… (tak jitak kamu nanti klo lahir, nak “_”)
Diagnosa dokter adalah pendarahan di plasenta di bagian bawah. Resiko terburuk nya, bisa mengakibatkan janin luruh. So I believe, totally resting is the best way to keep the baby.
I trust God for His plan. Pelajaran yang bisa gue petik adalah.. how to have quality times with hubby:p Secara dia tidak pernah ninggalin gue sama sekali while gue dirawat, so 24 hours with him, hehe.. Thanks Honey for being thereJ Thankyou for celebrating your birthday at the hospital:p
Thanks udah makan makanan rumah sakit, sementara gue makan makanan enak2 yang dibawain tamu2, hihihi:p

7 – 9 MONTH : BIG WOMAN
Memasuki tri semester akhir, untung lah ga flek lagi. Tapi anehnya, sering kontraksi. Berkali2 kejadian perut kenceng, dan keras banget klo ditekan. Saking seringnya, dokter sampe resepin obat anti kontraksi, yang bisa diminum kapan saja terjadi kontraksi. Tapi ga boleh sering2 juga. yah seperlunya lah.
Saran dokter, kalo perut kenceng begitu, harus selonjoran, terus tarik napas dalem2 (tapi jangan lupa dilepas yah, hahaha:p), sampe perut lemes lagi. Wew…
Akhirnya di bulan ke-7 ini, gue lepas dari obat2an selain vitamin. We’re getting stonger, baby!
Di tri semester ini, perubahan fisik makin kliatan. Yah, selain semakin besar (tolong bagian ini ga usah di-gede2in yah:p), kulit muka jerawatan, juga selalu kepanasan. Untungnya, kali ini perut ga gatel. Setiap kehamilan, dengan ajaib bikin fisik kita berubah, lucu yahJ
Saking seringnya kontraksi, dan perut yang semakin gede, gue memutuskan untuk cuti lebih awal, dari 20 Oktober. Since gue juga udah kecapean banget, kerja juga ga efektif, rasanya wise kalo gue milih cuti duluan.
Menunggu dan menunggu…. Sampai awal Nov, si baby ga kunjung lahir. Malah kontraksi semakin jarang.. si baby betah banget yah di dalem?
Knock knock, sayang, enak ya di dalam sana? Pasti hangat dan terlindungi ya? Mommy, Daddy & cici Keyla want to meet you soonJ
Waktu yang tersisa sebelum si baby lahir, gue manfaatin banget untuk nemenin Keyla. 24 hours sama dia. While yang kecil masih di perut, jadi bisa sayang2in yang gede terusJ