Wednesday, September 12, 2012

Test Pack (You're My Baby)


Kemarin akhirnya gue nonton Test Pack. Film yang udah gue nanti2kan sejak bertahun2 lalu. Suka banget sama novelnya sejak cetakan awal (klo ga salah, covernya warna biru tua). Sialnya, gue dah cari ke seluruh penjuru rumah gue & rumah nyokap, ga nemu tuh novel, hiksss… (ada beberapa tersangka yang gue duga minjem buku itu, tapi ah sudahlah:p)

Sejak nonton Perahu Kertas (PK), gue belajar misahin novel dan film, its different anyway. Pada saat kita baca novel, semua tergantung pada imaginasi & persepsi kita. So this time, I told myself, don’t expect too much. Tapi tetap aja susah yah J

In my imagination, Tata is much stronger, secara dia pengacara. Tegas, saklek, dominan. Di film, she’s working in the advertising agency, which is dunia kreatif, dihuni oleh orang2 otak kanan. Udah pasti emosinya yang lebih main, cocok dengan film ini. Di film, Tata lebih manja, kolokan, imut2. Sementara Tata di buku, lebih tough, atau itu hanya bayangan gue aja?:p

Akang (di buku jadi Kakang), plays his role well. Secara abis liat Reza Rahadian di PK (as Remi, the smart, energetic, high drive and passionate person), jadi jetlag liat Reza di TP, beda banget asli! Di TP, Reza as Akang yang super sabar, phlegmatic (does he?), tapi seperti itu juga lah Rahmat di buku.

Test Pack di buku itu… bikin sampe merinding, nangis, tersedu2, mengharu biru… Reading this book, makes me re-think about marriage, and wondering thousand times how my marriage would be IF I have the same problem with Tata & Kakang, since I love kids and I really want to have them in my life.

Test Pack di film, yes, bikin terharu, tapiiiii… I didn’t get the same feeling dengan baca bukunya. Apa karena imaginasi gue berlebihan ya? Atau karena sekarang gue dah married dan punya anak, jadi dengan sendirinya, emosi gue terhadap cerita itu juga dah berbeda, ya?
Di buku, Tata ga diceritain akan kerja di luar negeri. Dia mondok di rumah orang tua nya. Kakang sempat datang, meminta dia pulang, tapi Tata ga mau. CMIIW ya…

One thing for sure, angkat jempol buat Reza & Acha, kalian keren! Kayanya kalian harus jadian, dehJ Asli kaya beneran suami-istri gitu…  Gaya becandanya, mesra2nya, bikin siriiikkk hehehe…
Hanya ada sedikit galau gue (ceileh...) sosok Akang disitu.. Sebagai Psikolog, kok agak2 gimana gitu ya, huehehehe... Antara pose foto "gila" Akang & Shinta waktu dulu mereka kuliah, tidak tergambar di sosok Akang yang setelah nikah. 

Renata as Shinta, kece banget… Cocok banget dia meranin Shinta yang terlihat cool&angkuh sosoknya (karena tuntutan profesi), padahal rapuh di dalam. Dia cantik sekali yaaaa, dan baju2nya bagus banget… *mupeng. Wardrobe siapakah itu? Nanti cari tau ah:p

Uli Herdinansyah has an important role. Karakternya asik. Bisa berperan sebagai manager skaligus best friend, even guardian angel nya Shinta. Gue suka adegan waktu Uli bantuin Shinta ngerapihin apartmentnya. Keliatan banget klo mereka personally & emotionally deket. BTW amsiong itu artinya “sial” atau “ga jodoh”, hehe…

Oon alias Dokter Peni S, bikin gemes alias kesel. Pertama, ga teliti banget sihhhh sampe2 lupa belum meriksa Akang. Kalau itu dilakukan di awal, toh ga usah pake suntik2 Tata, atuh! Kedua, waktu Tata periksa pertama kalinya, mo marah deh liat Dokter manggil koas2nya untuk ikut meriksa Tata! Do you know how uncomfy to sit in that chair? Kursi kerajaan itu sangat ga asik buat didudukin! Dan pemeriksaan yang berhubungan dengan kehamilan & kandungan, itu sangat ga nyaman! Jadi kenapa Akang ga boleh nemenin? Dan kenapa koas2 itu kudu dipanggil? Alex sampe komen, “Duh ga bakal aku ijinin kamu diliatin segitu banyak orang kalo diperiksa!”

Dwi Sasono alias Heru, plays his role well. Gue lupa pernah liat dia dimana, tapi setau gue orangnya self driven banget (sotoy.com). Perannya kemarin itu jadi sort of anak mami yang nurut sama emaknya, keliatan masih sayang sama Shinta tapi “terpaksa” menceraikannya karena tuntutan ibu nya, bikin gregetan. BTW nyokapnya Heru asli nyebelin yah tampangnya, hihihi:p

The Sutoyos! Hahaha, pasangan ini bikin film jadi berwarna yaJ Dan umum banget itu terjadi di pasangan yang super mature seperti mereka (udah tua, maksudnya:p). Cinta yang memudar, kebiasan2 buruk yang ga berubah, uneg2 yang tak terungkapkan, sampai lagi2 mereka lupa kenapa dulu saling jatuh cinta hingga akhirnya memutuskan bersama. Ini yang harus diingat2 sampe kita tiadaJ

Temennya Tata, itu siapa ya? She looks match the roleJ
Ade Fitri, walau sebentar tapi mencuri perhatian! Pas banget!
Tora Sudiro, sayaangggg cuma dikiiitttt keluarnya!
And love the song!!!!!

Eh gue kepikiran, how IF Tata yang ga bisa punya anak, ksian banget yah, ngebayangin ditanyain terus sama mertuanya T.T

Beberapa fakta berkaitan sama film ini :
·      Gue bilang ke suami gue, “Untung pacar kamu gada yang model, ya.” Yes, siapa yang ga insecure melihat mantan pacar suaminya se-kece Shinta? Gue aja yang cewek, bisa naksir:p *kidding. Menurut gue, “insecurity” itu perlu dijaga loh, karena itu bikin lo berusaha improve diri lo. Yah memperbaiki diri ga semata2 supaya pasangan lo ga ngelirik orang lain, tapi lebih karena lo pingin jadi orang yang lebih baik, demi pasangan loJ Kaya gue nih, pingin keliatan kece selalu, biar suami gue ngerasa bangga punya istri kece walopun dah 3x turun mesin, hahaha… (kalo pingin keliatan kece, jaga dong selera makan lo tuh... hahaha)

·   Gue pernah punya kista di indung telur, sebesar 3cm. Waktu itu gue masih kuliah. Dan melihat sejarah menstruasi & endometriosis gue, Dokter pernah bilang, “IF gue nanti susah punya anak, bisa jadi karena ini.” So waktu di awal gue pacaran sama Alex, how if we don’t have kids? And he said its ok. Married bukan karena pingin punya anak, tapi karena ingin ngabisin hidup bersama. Oh how sweet yaaaaJ Dan ternyata Tuhan Maha Baik, gue dikasih subur euy, sampe kudu di-stop hihhi:p

·    Pelajaran yang bisa diambil dari film ini, “apa alasan untuk kembali?” sebaiknya diganti dengan “apa alasan untuk berpisah?” sama seperti ketika lo mikir kenapa lo mau married sama pasangan lo. Dulu lo janji sehidup semati sama dia (either apapun bentuknya, entah itu jiab kabul atau di depan altar), you have more than 1001 reasons to be together.. why don’t you remember them before you decided to divorce? Mungkin karena, kadang 1001 alasan itu udah berkurang jumlahnya, seiring perjalanan lo sama dia. But still, remember when you said “I do”, how God make you ONE and no more TWO.

·    Nonton Test Pack, bikin gue super bersyukur, udah dikaruniai 3 anak yang super cute. Seberapa pun bandelnya mereka,  ga seberapa dibandingkan air mata Tata yang menetes whenever she saw the negative sign on the testpack, hiks… Pelajaran berharga banget buat gue. Dikasih karunia 3 orang anak sama Tuhan, hidup mati gue buat merekaJ

Satu hal yang gue sayangkan dari film Test Pack was the cliché ending. Tadinya gue berharap, akan sulit buat Tata balikkan ke Akang, in terms of dia ketemu The Sutoyos at the airport. Waktu Akang lagi bersedih di rumahnya, dan ada suara sepatu Tata, Alex dah bilang ke gue, “Jangan sampe Tata balik lagi dengan gampangnya…” dan ternyata beneran. Plus ditambah Heru yang juga tiba2 balik lagi sama Shinta, there must be hidden something behind it.

So overall, I love the movie. Great casting, beautiful wardrobe, wonderful house (asliiiii mupeng bangetttt liat rumahnya Akang & Tata! Rumah siapa sih itu, siapa arsiteknya????), suka sama dialog2nya, learn a lot from the story as a whole.

But again… Entah kenapa, tetap lebih suka buku nya. Hehehe.. klo soal makanan, I’m really easy to be pleased. Tapi klo soal buku & film, gue kok jadi riweh banget yah… Ah tapi siapa sih gue iniii, ga ngerti film! I’m enjoying the book more than the movie, is that wrong?

Tentang Kang Adhit & Teh Ninit .. Gue dah nge-fans sama Kang Adhit sejak baca Gege Mencari Cinta & nonton Jomblo di bioskop. Menurut gue, nih orang asli gila bangetJ Super kocak, buku2nya asik J Tapi gue belum baca Mencoba Sukses nih, Kang.. Yakin sama ancurnya dengan yang lain2J

Sedangkan Teh Ninit, ga usah diragukan lagi ini mah.. I love every words she wrote in her booksJ

I love this couple a lot! I love how they twitting each other, I love how they fallin love one another… I love their chemistry! And you know what, waktu habis nonton itu, gue liat Kang Adhit meluk Teh Ninit and he kissed herJ HihihiJ I’m watching you, guysJ *stalker:p
Too bad gue ga bawa novel2nya mereka buat di tandatanganin! Tapi ketemu mereka dan foto sama Teh Ninit, is something bangeetttt J



Thankyou Teh, buat kisahnya yang indah. Every couple should learn from this novelJ
Thankyou Kang, buat dialognya yang ciamik!
MasMonty , thankyou udah bikin film Indo yang superb!

So here it is some unforgettable quotes in Test Pack :
  • Apa adanya kamu, udah melengkapi saya --> sumprit ga bisa ga terharu, walopun udah berkali2 juga...
  • Aku di samping kamu tuh ga pernah sia2. Saya nikah sama kamu, bukan karena saya pingin punya anak. Tapi karena saya sayang sama kamu --> soooo sweeettt:)
  • Ketakutan suami ada macam2 : takut sama istri, ga bisa nafkahin keluarga, ga bisa didik anak2 dengan baik --> so true! Justru wondering kalau para suami ga punya ketakutan ini.... what's in their mind?
  • Kalau ternyata istri Mas mandul? | Saya gapapa | Tau gitu, saya ga mutusin Mas, ya --> Makanya Jeung, pikir2 dulu sebelum putusin! Apalagi kalau karena ada orang lain #noMention:p
  • Tidak subur, barbel melayang! Hahaha...


Thursday, September 06, 2012

Something about Keyla


Beberapa bulan terakhir ini, gue seriiinggg banget nerima laporan soal Keyla. Untung aja laporan bukan dari sekolah (fiuh). Tapi dari mertua alias opa-oma nya.

Keyla nakal, selalu menentang, ga mau nurut. 
Setiap dengar laporan atau liat sendiri, perasaan langsung jadi sedih luar biasa. Ditambah perasaan bersalah.
Daddy sama Mommy salah ya, Key… Maybe we’re not the best parents for you. Penuh emosi, kurang sabar. Kami juga memberikan 2 adik untukmu, dalam jangka waktu yang singkat. Sayang dan perhatian yang tadinya hanya untuk Keyla, tau2 terbagi tiga.
Pasti sangat berat buatmu ya, Key?

Kamu mungkin dewasa terlalu cepat ya, Key.
Di usia yang baru 4 tahun lebih sedikit, nakalmu udah seperti anak 6 tahun.
Di usia setahun, dimana anak2 lain baru bisa berceloteh yang hanya mereka sendiri yang ngerti, kamu udah bisa nyanyi, udah bisa bicara dengan jelas, tanpa cadel.
Di usia satu setengah tahun, kamu udah bisa cerita.
Anak Mami yang satu ini memang luar biasa cerdas.
Baru di playgroup, sudah ada 2 piala dan beberapa medali yang kamu raih di sekolah.
Betapa Mami sangat bangga sama Keyla.

Tapi di sisi lain….
Kenapa Keyla selalu melawan, dengan kata2 yang bahkan ga pernah terpikir bakal diucapin sama anak 4 tahun?
Kenapa Keyla selalu teriak2 kalau permintaan ga diturutin?
Kenapa Keyla suka bentak2 Mbak atau Mbak Sus, tanpa mereka melakukan kesalahan?
Kenapa Keyla kasar sama Michael? Suka omel2in Michael, hanya karena Michael ga sengaja senggol kaki atau tangan Keyla?

Rasio gue mengatakan, Keyla sedang mencari perhatian. Orang tua, suster, mbak, opa oma, tante dan om, semua perhatiin adik2 Keyla. Semua sayang Michael, yang so adorable. Semua suka Samantha, yang lucu dan terus tersenyum. Siapa yang perhatiin Keyla? Perhatian ke Keyla hanya formalitas.
Ah, apa ini sering terjadi di anak pertama, ya?
Gue bukan anak pertama, jadi ga tau gimana rasanya kalo perhatian yang seharusnya ditujukan ke kita, beralih ke orang lain. Ketika adik gue lahir, gue dah hampir 3 taun, dan gue ga inget merasa pernah dibeda2kan apa enggak.
Teorinya sih seperti itu, ya.

Berkali2 gue membekali diri dengan buku2 dan jurnal2, tetap gue kehabisan akal menghadapi anak gue yang satu ini. Berkali2 gue nahan sabar, berkali2 juga kesabaran itu selalu habis. Menerapkan teori A, B, C, bahkan sampe F (hasil bacaan), tetap ga efektif. Keyla ga berubah. Agresifitas luar biasa, energy tingkat tinggi, pembangkang, selalu melawan, dan kurang ajar.
Dan yang terjadi adalah, lagi2 gue omelin Keyla. Memang akhirnya dia nurut dan patuh, itupun setelah belasan kata2 yang (sumpah) ga pernah terpikir sama gue bakal dibilang sama dia. Berkali2 Keyla kena hukum. Kena bentak. Diomelin. Hasilnya? Tak ada perubahan.

Sampe gue kehabisan akal dan capek sendiri. Apa yang harus gue perbuat ya ke anak gue ini?

Dan lagi2, untuk keadaan yang gue ga tau harus bagaimana, Dia menunggu gue, di ujung doa.

Dalam setiap keadaan marah, dan tiap kali gue berdoa, Tuhan selalu bilang sama gue.
“Aku ga pernah jenuh menarikmu ke jalanKu. Aku ga pernah membiarkan kamu. Berapa banyakpun kesalahanmu, Aku takkan meninggalkanmu. Karena kamu adalah anakku. Aku ada di dalam kamu. Bahkan Aku memikul salibmu.”

Selalu, ga pernah enggak, kata2 ini menjernihkan pikiran gue.
Satu hal yang gue sadar, “menyerah” ga boleh ada di kamus gue. Ini adalah anak gue. 9 bulan dia ada di perut gue, berbagi napas dan darah dengan gue. Gue pasti bisa handle dia. Harus bisa. Gue yang melahirkan dia. Darah gue ada di dalam tubuhnya. Pikirannya. Hatinya.

Gue belum tau bagaimana caranya. Belum tau kapan. Belum tau dengan apa. Dengan siapa.
Tapi Mami pasti berjuang untuk kamu, Key. Menjadikanmu anak baik. Mencintaimu tanpa syarat. Mengasihimu setulusnya. Seperti apapun kamu.
Bukan hanya suami yang harus kita terima seutuhnya. Apa adanya. Pun anak2. Karena anak2 itu, adalah belahan jiwa kita yang lain. Bukan tulang rusuk memang, tapi darah dan seluruh gen kita ada disana.

So I wont give up, I wont give up. No matter what. I will not give up. God gave me you, He knew I can take care of you. I’ll be the best mom for you. I don’t know how, but I will. Never give up. Promise.

I love you very much, Key

Mastitis


Kejadian yang udah lama ini, telat banget gue posting. Iya iya, gue super late. Tapi kok rasanya harus gue tulis juga ya. Demi mencegah makin banyaknya ibu2 yang jadi korban si M ini.

Gue udah 3x kena mastitis. Yang 1 dan ke-2 itu pas habis melahirkan. Seperti ular gigit buntut, sebabnya saling melingkar.

ASI belum lancar à baby udah haus, jadi gemes gigit2 puting à puting luka à kekeuh disusuin à puting makin luka berdarah à frekuensi nyusuin berkurang karena luka à payudara makin bengkak à ASI masih tersumbat

Mastitis 1 dan 2, akhirnya sembuh sendiri, cuma consume pan*dol biru aja.

Mastitis ke-3 ini, muncul ketika usia Samantha 7 bulan. Puji Tuhan, udah lewat ASIX. Duh asli, kalau gue ingat2, Tuhan itu super baik ya. Coba kalau gue kena mastitis di usia Sam 5 bulan, which is tinggal dikit lagi dia kelar ASIX, mungkin gue bisa nangis2 darah kali. Secara nanggung bentar lagi makan, gitu loh.

Awalnya, gue mengubah frekuensi pumping gue. Entah kenapa, memasuki bulan ke-6, Samantha malah suka kebangun malam dan minta susu. Jadi…yang tadinya pumping di rumah waktu malam sebelum bobo, kali ini gue bablas tidur. Dengan maksud toh malam Sam juga minta susu, jadi gue bisa kasih ASI langsung ke dia.
Ternyataaa sodara2, inilah awal kesalahan gue. Harusnya walaupun baby akan minta mimi di malam hari, tetap kita harus pumping tiap 3-4 jam *jitak kepala sendiri

Berhari2 gue ga pumping malam, dan Sam emang bangun terus.
Sampai suatu kali di weekend, dengan tujuan bakal ngasih ASI langsung (so pagi nya gue ga pumping), siang2 PD udah mulai bengkak, tapi belum sakit.
Sorean baru mulai sakit, dan kayanya mulai tersumbat. Soalnya Sam mimi sambil marah2 (mungkin keluarnya dikit2 ya?). Gue tetap kekeuh kasih langsung.
Hari itu gue kontrol pipisnya Sam, yang emang dikit banget, beda dengan hari2 biasa. Wah, pertanda kurang cairan nih. Badan gue pun mulai kerasa ga enak *radar mulai bunyi
Nah, gue panggil lah si Mbak Pijit yang pernah beberapa kali mijit gue after due. Asli waktu 1x mijit, gue ga bisa nikmatin sama sekali. Suhu badan mulai naik dan badan mulai meriang. PD gue dipijit pelan2, sedikiiiittt aja keluar susunya.

Hari besoknya, badan makin demam, dan PD makin keras.
Puncaknya menjelang malam, suhu badan gue hampir 40 derajat, gue menggigil, PD bengkak.. Meluncur lah gue keUGD Mitra. Disana dikasih beberapa obat, lalu di-refer ke ruang laktasi. Suster2 disana (maaf) terus terang tidak terlalu banyak membantu. Yah mereka menjalankan prosedur aja sih kali ya… Gue dikasih baskom berisi air panas & air dingin (seperti yang udah2), disuruh kompres, diiringi tatapan prihatin sambil bilang “Sakit ya, Bu?” sambil mencet2 PD gue *fiuh.. Well I expect more tadinyaJ
Anyway, sudahlah…
Habis dikompres, gue pompa, kompres, pompa lagi. Masih tak menolong, cuma dapet 20 ml.
Akhirnya lewat midnight, gue pulang.

Besoknya, masih belum membaik. Air susu masih ga keluar, PD masih bengkak, hanya demam aja yang udah turun (mungkin karena obatnya kali ya).
Akhirnya setelah baca2 dan cari info (juga referensi), gue ke Mom & Jo. Duluuuu sekali pernah, tapi tetap saja tempat ini terlihat menakjubkanJ Baru masuk aja, rasanya udah sembuh, hehehe.. super comfyJ
Great place, great service, (wow) great price, hehehe:p Well it was worth every cent J
30 menit kurang lebih di-massage. Entah karena tempat yang sedemikian nyaman, entah karena therapist yang terlatih, atau karena udah berhari2 (jadi gejala pun mulai membaik), PD agak melunak, dan ASI mulai keluar sedikit demi sedikit.

Di sore itu juga, gue ke obgyn yang dulu membantu persalinan gue. Yes, Dokter Sugi it isJ
Begitu gue bilang mastitis dan bilang udah dipijit, dia bilang “Jangan dipijit, Di. Mastitis itu kan kuman. Klo dipijit, nanti kumannya nyebar.”
“ASI nya aman kan, Dok?” tanya gue.
“Jangan dikasih ke baby lah Di, ada kumannya. Kondisi baby kan kita ga tau, ya.”

Wah, beda2 yah. 
Menurut jurnal yang gue baca, mastitis itu adalah penumpukan ASI yang mengakibatkan ASI jadi beku/gumpal, sehingga tidak bisa keluar dengan lancar. Iya betul ada kuman nya, tapi baby will adjust with it. Ini saatnya baby belajar kuman.
Beberapa jurnal bilang harus dipijit supaya ASI keluar, beberapa bilang ga boleh dipijit.
Sutralah, gue udah dipijit ini…

Ow ya, dari Dokter Sugi, gue dapat antibiotik, dan disuruh stop obat2 lain yang diberikan oleh dokter UGD.

Besoknya keadaan dah membaik. Tapi asliiii, ASI gue seret bangettt… Saat ini pun masih berusaha relaktasi *tarik napas panjaaangggg

Kesimpulang yang bisa gue ambil :
1. Jangan ngurangin frekuensi pumping!
2. Klo udah kerasa ga enak (keras atau bengkak) dan ASI ga bisa keluar lancar, better kompres air panas & dingin, lalu pumping
3. Mengenai pendapat boleh dipijit atau enggak, terserah masing2. Tapi gue ngerasain sendiri kalau dipijit itu ada manfaatnya, as long as yang mijit betul2 ngerti

Semoga setelah ini,.... byebye Mastitis :)

Friday, July 06, 2012

Tentang Mimpi


Sahabatku mengajarkan aku
Tentang bermimpi
Tak ada kata “terlalu tinggi”
Untuk sebuah mimpi

Sahabatku berkata
“Hai sepasang kaki,
Jangan jemu berderap ya...
Demi meraih mimpi"

Satu, dua kali
Gagal masih akrab temani
Tapi tak membuat jera nyali
Teruslah berlari

Yang ketiga kali
Saat tersisa sedikit saja cadangan energi
Akhirnya menoleh juga sang mimpi
Perlahan mendekatkan diri
Padahal mulai lelah kaki ini

Apabila tiga kali tak jua jera
Masih ada empat dan lima kali
Enam dan sepuluh kali
Perjalanan masih sedikit lagi
Mudah2an bukan karena ambisi
Hanya karena, mimpi itu masih di hati
Dan selama Tuhan menghendaki

Jangan pernah lepaskan mimpi
Walaupun pernah kau gantungkan sangat tinggi
Mengejar mimpi,
Sebelum asa mu tak lagi berbunyi
Dan napasmu terhenti

PS : Congrats yaaaa, buat yang baru aja kesampean ketemu si mimpi:)

Friday, June 29, 2012

[FF Ninelights] Nur


        Liuk tubuhnya menggeliat. Senada dengan cengkoknya, mempesona siapapun yang melihat. Nur memang penyanyi dangdut nomor satu di desa. Sedari tadi, tepuk tangan tak henti membahana.
Nur tersentak mendapati seorang Bapak berbaju batik muncul di belakang panggung. Seingatnya, Bapak ini tadi duduk di barisan terdepan. Perut buncitnya menunjukkan tingkat kemakmuran. Sungguh, Nur benci melihat tatapan melecehkan di mata itu. Senyum remehnya. Kau tak pantas memakai batik, Pak. Apalagi jabatan yang tengah kau sandang. Entah kenapa rakyat memilih untuk kau wakilkan.
              “Hai… bagus sekali suaramu.” Dicoleknya lengan Nur.
              Nur menahan diri untuk tak lari. Teringat pesan Bapak Kepala Desa. Orang ini harus diperlakukan sopan. Demi turunnya dana pembangunan sekolah di desa, syukurlah kalau Yang Mulia tersebut tergerak hatinya membangun puskesmas juga di kampung mereka. Sulitnya berlaku sopan pada orang yang tak sopan!
               “Siapa namamu?”
                Nur masih tak menjawab. Hanya tersenyum kikuk.
               “Mau tak orbitkan jadi penyanyi? Cengkokmu hebat.” Mata jalang itu beralih ke dada Nur. Lalu ke kaki Nur. “Luar biasa.”
               Hih! Serasa ditelanjangi. Aku penyanyi, tak minat jadi siri! Tolong, jangan rendahkan aku seperti ini!
                “Sudah punya suami?”
                Nur menggeleng. Suami tak ada. Tapi  anak ada dua, yang ditinggal lari ibunya.
                “Siapa sih namamu?” Bapak itu mengelus lengan Nur.   
                “Nur…” akhirnya ia bersuara. Berharap jawabnya cukup.
                “Nur siapa? Nurhayati?”
                “Nur…” Nur tercekat. Dada nya semakin terasa sesak.
                “Nurmala?”
   Nur tak tahan lagi. “Nurman!” tukasnya, sambil mengambil saputangan yang menyumpal dada nya.
                Ah! Sudah, bongkar sajalah! Sebelum tangan si batik semakin rajin menjamah!

Jumlah kata: 241

Tuesday, May 22, 2012

Kebutuhan ASI & Jadwal Pumping

Moms & Moms to be, berikut gue mo share data kebutuhan & jadwal pumping ASI ya. Buat gue, ini matters banget, secara emak bekerja, hehe...

Kebutuhan ASIP Keyla, Michael & Samantha untunglah sama. 1 minggu sebelum cuti, gue membiasakan anak2 mimi dengan durasi waktu tertentu, berkisar 2-2.5 jam sekali. Jadi daripada mimi dikit2, prefer mimi dengan porsi yang lumayan, tapi range waktunya juga lumayan lama. Karena anak2 gue cenderung gampang gumoh sehabis mimi. So daripada tiap abis mimi dikit2 mesti gumoh, dicoba mimi pelan2, porsi agak banyak, durasi lebih lama. 


Perhitungan gue tinggal kerja adalah dari jam 08.00 - 19.00



Ditinggal kerja selama11jam
Jam mimiminmax
06.00Mimi langsung
08.30120150
11.00120150
13.30120150
16.00120150
18.00120150
20.30Mimi langsung
Jadwal pumping
02.00
05.00
10.00
14.00
17.00
23.00



Karena anak2 mimi 5 botol sehari @120-150 (itu dosis sekali mompa nya gue), jadi gue harus pump minimal 5x sehari, hanya untuk menuhin kebutuhan di hari itu aja (ga pake simpenan). Klo mo nyimpen, ya harus lebih.
So IF gue bisa mompa 3x sehari di kantor (which is jarang), artinya gue harus pump min 2x di rumah, dengan min porsi 120cc.
IF gue bisa mompa 2x di kantor (ini yang sering terjadi), artinya gue harus pump min 3x di rumah.
Ini untuk edisi kejar tayang loh ya, jadi pompa hari ini, untuk diminum besok nya.
Kalo weekend gue ada rencana pergi tanpa ngajak baby, gue harus akalin min stock 2 botol, dicuri2 deh di waktu2 yang padat itu, hehe..

Jadi untuk Moms yang masih cuti, hayooooo stock sebanyak2nya, sehari bisa nyimpen 1 botol aja dah bagus. Secara gue sekali pump hanya untuk 1x mimi. Untuk Moms yang hasil pump nya bisa nyampe 300cc (buat 2x mimi), bisa lebih bernapas lega. Waktu masih cuti, gue dah stock 20 botol. Tapi seiring dengan kejar tayang ini, di usia baby 5 bulan, stocknya perlahan2 abis, dan sekarang kejar tayang deh, huehehe.. salah perhitungan nih :)

Stock itu penting banget, karena lo ga tau kapan ASI lo kadang seret. Kaya gue nih, hari ini aja sekali pump cuma dapat 80 *lap keringat. 
Terus, klo di tengah2 jadwal midnight pumping, si baby bangun dan minta mimi, artinya jatah ASIP juga berkurang. Seinget gue, gue pernah dalam 5 jam kebangun 3x untuk pump :p Tapi kluarnya ga banyak juga, karna gue nya panik & pusing :)
Prinsipnya, berusaha tapi ga boleh stress, nanti malah makin dikit keluarnya (duh sok ngajarin, padahal ini lagi stress juga, makanya kluarnya dikit, huehehe..)

Good Luck ya Moms, keep breastfeeding :)










Wednesday, April 25, 2012

Menyusui dengan Hati


Having #Samantha

Sectio kali ini, ajaib banget, sama sekali ga sakit!
Agak pusing dan ngantuk setelah operasi, tapi di luar itu, everythings going very well. Ga ada nyeri, malah besoknya dah bisa duduk dan jalan, walopun harus pelan2. Udah bisa mandi sendiri juga, cihuyyyyy!!!
Pingin cium satu2 deh dokter nya :D *impulsif
So, buat Moms yang takut sectio, pernah trauma di operasi sebelumnya, kali ini recommended banget! Gue di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, dengan obgyn Dr.Sugi Suhandi, dan Dr.Loyd sebagai dokter anastesi nya. Gue cuma reko Dokter nya aja loh ya, yang lain2nya no comment:)

Belajar dari pengalaman yang lalu, kali ini, gue agak lebih pinter dikit. Begitu puting susu luka, gue stop nyusuin langsung (ingat di 2 kehamilan sebelumnya, ketika puting luka dan dipaksa kasih susu langsung, yang ada malah gue demam, dan susu nya ga keluar pula!). 
Gue decided untuk pompa aja walopun cuma kluar beberapa tetes di hari pertama. Mo dibilang orang bakal kering kalo dipompa langsung, sutralah. Kondisi orang beda2. Kalo gue ngerasa yakin dengan dipompa, akan gue lakukan, daripada anak gue ga dapat ASI. 

ASI utk Sam, di hari kedua .. cuma beberapa tetes aja


Seperti yang lalu2, ASI di 2-3 hari pertama, bikin demot. Cuma keluar beberapa tetes. Untunglah dari pengalaman yang lalu2, di mana kemauan, di situ ada jalan :) Hati gue masih yakin, ASI gue hanya menunggu waktu yang tepat untuk keluar. 

Di hari ke-2, gue panggil Mbok Pijit yang pernah mijit gue semasa hamil, untuk datang ke RS, mijit payudara. Secara di kehamilan 1 & 2 gue mastitis, kali ini harus ada preventif nya. Entah efek dipijit atau karena doa gue (atau kedua nya), payudara ga sebengkak dulu. Terus gue pompa dan susuin, berganti2an. Yang kanan luka, gue susuin pake yang kiri, yang kanan dipompa aja, gitu juga sebaliknya. Ketika kedua nya luka, gue pompa setiap 1 jam. 
Iya, capek. Iya, bosen. Iya, pegel. Iya, dapatnya dikit. Tapi hati gue masih yakin, ASI gue mesti cukup. Samantha is one of the best gift from God, she deserve to get the best, too.

Setetes + setetes = 2 tetes, lalu 4 tetes, lalu 10 tetes, dan seterusnya. Dari 5 tetes, jadi 10 tetes, dan akhirnya di hari ke-4... mencapai 10 cc, YEAYYYY!!!! Prestasi itu, secara dasar botol udah ketutup susu semua nya, walopun cuma sebaris :)
Dan dari pekatnya ASI di hari2 awal, berharap semoga Samantha dapat kolostrum nya.


Di hari ke-4. Pikiran positif really works :)

Terusss pompa dan susuin... 
Kadang ada perasaan "kok baby seperti ga kenyang" ya? Lagi2 hati gue yang bicara, "Hayooo pasti bisa!"
Pokoknya pompa dan susuin terussss! Dikit-dikit, menjadi bukit :)

45 cc, di hari ke-7
110 cc, 3 minggu setelah melahirkan

Kesimpulannya, efek sectio itu gede banget. Kalau efek operasi sakit -- Ibu nya stress -- air susu ga keluar -- ibu semakin stress -- sementara hormon udah bekerja -- akhirannya payudara bengkak -- mastitis diikuti demam dan sumeng seluruh badan -- biasanya di tahap ini, mudah sekali untuk patah semangat, merasa ga mampu kasih asi, dan menganggap susu formula lah solusi nya.

Puji Tuhan yang Maha Baik, di kehamilan 1 dan 2, walopun udah sampe pada tahap "patah semangat", masih ada sisa2 keras kepala. Sometimes it helps! Ayooo Moms, mari kita menyusui dengan keras kepala :) 

Mau dibilang ASI ga cukup, hayoooo kita buktikan kalo air susu kita cukup!
Mau dibilang baby haus, sementara ASI belum keluar, yah setidaknya kalopun dikasih susu formula, hanya untuk kondisi urgent aja, sampe ASI kita keluar.
Mau dibilang ASI ga kenyang, teteup kekeuh!


Tepat hari ini, usia Samantha udah 5 bulan, dan masih ASIX (yeay!!!). 
Begini cara gue menyiasati :
Gue pompa 1x di jam 6 pagi, 2x di kantor (tergantung waktu nya), 1-2x di rumah (biasanya jam 11 atau 12 malam, dan jam 2 atau 3 dinihari). So, gue dapat 5 botol @100-140cc.
Selama ditinggal kerja, Samantha mimi 4-5x @ 100-140cc (banyak ya, bow!), jadi pas2an lah:)
Gue pernah stock ASI di freezer sampe 20 botol, tapi akhirnya simpanan itu habis juga, karena di awal2 kerja, jadwal pumping masih berantakan. Sekarang simpanan ASI paling 2-3 botol, alias kejar tayang. Pumping hari ini, untuk diminum besok nya. Begitu seterus nya. 
ASI gue tak pernah terlalu banyak, tapi gue sangat bersyukur, masih diberi kekuatan untuk pumping, even in the middle of the night. Gue bisa nabung di weekend, karena Sabtu-Minggu kan sama2 baby, jadi nyusu langsung.


Target Menyusui?
Selama gue masih keras kepala :)
Tak ada target, karena target itu bikin gue stress. Gue ga pernah janji untuk nyusuin sampe Sam 2 taun. Gue hanya janji, gue akan berusaha memberikan yang terbaik untuk dia.
Dulu waktu gue hanya punya 1 anak, segalanya lebih mudah, karena waktu gue hanya untuk dia. Tapi sekarang, selain Samantha, gue punya Keyla & Michael, yang juga butuh perhatian gue. Gue akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk semua nya :) 


Menyusui itu bukan tentang siapa yang bisa paling lama memberikan ASI untuk anaknya. Bukan tentang siapa yang ASI nya paling banyak.
Menyusui itu, tentang memberikan yang terbaik untuk anak. Tanpa target, tanpa tekanan, tanpa paksaan.
Super salut untuk ibu2 yang bisa menyusui sampe usia anak 2 taun.
Tanpa bermaksud menghakimi, sangat mengerti untuk ibu2 yang tidak bisa menyusui anaknya. Yakin banget, itu bukan karena ga mau, tapi karena banyak faktor X di luar dirinya, mis kurang didukung lingkungan, stress pasca melahirkan, kesehatan tidak memungkinkan, dll.
Menyusui itu, tentang hati :) 


Share dikit lagi soal ASI
kiri : ASI pink, kanan : ASI putih
Beberapa hari lalu, kaget nya mendapati ASI dari PD kanan warna pink, dan ASI dari PD kiri warna putih. Kenapa bisa pink ya, padahal Valentine udah lewat *krik krik :p
Tanya @ID_AyahASI & @aimi_asi , ada beberapa pendapat : mungkin puting luka, so itu pinky karena bercampur darah, atau mungkin gue habis makan wortel/pepaya yang banyak beta-karoten nya.
Emang sih gue abis makan pepaya, plus setelah gue liat2, puting luka juga. Dan ternyata, bener itu udah bercampur darah. Setelah ditaro di kulkas beberapa lama, cairan darah & ASI mulai terpisah. Walopun katanya aman diberikan ke baby, tetep aja ga tega. Jadi gue tuang cairan ASI yang atas aja, untuk diminum baby. Yang udah bener2 tercampur darah, gue buang.
Sedih sih, tapi ya sudah lah. Jadi inget pernah buang 5 botol ASI karena basi, waktu itu freezer rusak T.T


Ah, ga usah sedih. Bersyukur aja untuk semua yang masih bisa didapat hingga hari ini.
Hari ini, bisa bawa pulang 320 cc untuk Samantha, its a gift :)






Tuesday, April 24, 2012

#Samantha


Di kehamilan gue yang ke-3 ini, gada perubahan fisik yang berarti. Ya iyalah, secara masih gendud, hehehe…
Total berat badan naik 17 kilo, new record! Record naik berat badan yang paling kecil (waktu Key naik 21kg, waktu Michael naik 20kg), yoo jumbo!
Baju2 hamil yang tadinya dah dimasukkin ke koper (untuk kemudian diserah terimakan ke “korban lelaki” berikutnya), gue bongkar lagi deh, pun popok2 baby.
Si “Bapak” yang udah tau duluan kalo gue hamil itu, bilang anak gue cowok. Hmmmm, really? So I will have another boy? Jadi nihhhh, banyakkan yang ikut Daddy ke bengkel, daripada ikut Mommy ke salon?
Kali ini, masalah jenis kelamin ga jadi issue, since udah ada sepasang malaikat J

Dokter mengharuskan gue sectio. Selain karena jarak kelahiran yang terlalu dekat (dan waktu Michael sectio juga), plus plasenta previa pula.
Bulu kuduk gue sampe merinding waktu denger kata2 “Caesar”, keinget waktu melahirkan Michael dulu, sakit nya ampuuunnn… Dipake jalan ga bisa pula, berhari2 ga bisa angkat kaki.

Tanggal operasi ditetapkan. Karena udah pasti caesar, so ga usah nunggu mules. Tapi kita sepakat nunggu sampe limit alias 40 week, supaya jarak kelahiran dengan Michael ga terlalu dekat.
Suatu kali, beberapa hari sebelum due, gue control ke Dokter. Kontraksi kecil mulai muncul, that’s why Dokter minta CTG alias periksa detak jantung baby. Hasilnya masih baik, tapi besoknya disuruh cek lagi (inget banget gue, itu hari Rabu).
Kamis malam, berangkat control lagi, dengan tas darurat di bagasi mobil, seperti biasa. Pas periksa, Dokter minta CTG lagi, dan suruh masuk malam itu juga, since kontraksi semakin sering. Iya sih, emang udah mules dikit2 gue, tapi kirain mules2 boongan.
Huwaaa, langsung panik gue, soalnya Jumat paginya masih ada audit di kantor (rencana nya Senin baru mulai cuti). Tapi..ya sutralah, gue nurut kata Dokter (ga berani macem2 lagi akuuuu)

Malam itu, setelah berdoa, perasaan gue tenang banget. Yakin kalo Tuhan akan lindungin gue.
Pagi nya, semakin tenang, karena Mami datang nungguin gue. Alex udah nginep dari malem. Ada 2 orang ini bersama gue, takkan ada yang tak bisa kuhadapi J

Detik2 Operasi Itu….
Bow, ternyata masuk ruang tunggu operasi dalam keadaan sadar itu, bisa bikin lo ngamatin banyak hal.
1.      Orang yang  biasa2 aja, kalo pake baju dokter atau suster, pake tutup kepala, pake sarung tangan,  point nya jadi nambah!
2.      Ruangan itu dingiiiinnn banget, katanya sih supaya steril ya.
3.   Jadwal operasi Dokter dalam 1 hari itu full banget ya… Gue sempet merhatiin jadwal operasi di whiteboard while nunggu dibius.
4.    Dokter bius gue adalah Dokter Loyd, rekomendasi Shinta (thankyou Shin!). Katanya Dokter ini jago, ga sakit sama sekali. Ya iyalah, baru ngeliat tampangnya aja, dah ngurangin sakitnya, bwahaha.. Yep, ganteng, sedikit bule, muda, pintar dan baik (cupu deh lo, Yan… inget, anak dah brapa..). Dia bilang “Bu, saya suntik ya, efek sampingnya mungkin pusing atau mual.” Informed concent  yang oke banget kan?

Setelah pake tutup kepala (supaya rambut ga ganggu), suntik tulang belakang, pasang jarum infus, selang oksigen, ready to go!
Dari lampu kaca besar di atas, gue bisa melihat bayangan Dokter & staff2nya “ngobok” perut gue. Dan kerasa juga loh, perut di”potong” (asli!). Menurut Dokter, memang masih kerasa, tapi saraf sakit nya di-non aktif-kan.
Mereka “ngerjain” sambil ngobrol2 gitu (kok Dokter Boy blom nyampe ya, katanya macet di sports club.. gue masih inget tuh mereka ngobrol apa:p). Ga ada kesan tegang atau takut, secara mereka tiap hari ngerjain kali yah. Sementara gue parno aja mereka bakal salah gunting atau apa, hihihi…
Ga lama kemudian, Dokter Sugi, obgyn gue, bilang “ready, siap dorong..”
Tau2 ada staff nya dorong perut gue dari arah atas, “siap!”
“Yap ditangkap…”
Lalu.. “Selamat yaaa…”
Hahhhh? Udah nih? Serius? Udah keluar anak gue? Gada drama mules? Yakin?

Beberapa menit kemudian, than… I saw her.
Ah, walaupun udah ke-3 kali nya, tetap aja, I always fall in love at the first sight with my babies. Seperti saat itu… Rasa haru itu begitu sendu.. We finally met, my pinky baby…. Mommy loves you J

Sayang sekali, IMD gagal karena gue keburu mual ga karuan (nyesellll bangettttt)..

Keluar dari ruang operasi, masuk ke ruang observasi, there’s my heroes!
Mami sama Alex masih disana, you’re my truly strength!
Entah karena ruangan yang super dingin, pengaruh obat bius, atau apa, gue menggigil kedinginan. Mami nepuk2 pipi gue (what can I do without you, Mom? Nothing!).

That time I promised you again, I will love you forever, Mom…
Salah satu tanda cinta buat Mami, ikutan project Dear Mama , puji Tuhan royalti nya disumbangkan (Thankyou Kak @lalapurwono ) . Nanti surat nya aku upload juga ya:)

Keyla, Michael, sekarang kita punya Samantha. Daddy Mommy so lucky having you three J

Getting Pregnant, Again :)


Yeayyyyy finally back!
Ehm, ini ditulis udah lama sekali ya, hanya aja baru posting. Jadi bukan berarti gue hamil anak ke-4 loh:)
Bwahahaha, maaf yaaa, kelamaan ga nulis, secara waktunya sekarang susah banget, bow *lap keringet*. Ah gile, jadi emak2 ber-anak 3 sekarang (iye, ude 3 anak aye!), ga kebayang ya?

Ehmmmm… This time I’m not gonna write you details about my pregnancy.

Jadi inget waktu pertama kali, seorang petinggi kantor gue (uhuk uhuk uhuk!) “melihat” bahwa gue hamil. Saat itu, gue belum lama masuk setelah kelar cuti melahirkan Michael (anak ke-2 gue).
Tiba-tiba “Bapak” itu, bilang gini ke gue, “Kamu hamil lagi, ya?”
Hah? Enggak laahhh, kata gue. Plis deh Pak, baru juga masuk, sambil sok-sok tersinggung, karena gue pikir dia bilang gue masih gendut (emang iya sih.. berat badan belum balik normal waktu itu).
Gue pun menganggap itu angin lalu, sampe 2-3 minggu kemudian.
“Kamu hamil ya?” Dia bertanya lagi.
Hiyahhh, kenapa ya, Bapak ini kok insist banget. 
“Enggak, Pak!”
“Udah periksa?”
“Belom.” à mulai geram, tapi kok was-was juga.
“Periksa gih, kamu hamil tuh.”
Dalam hati gue menghitung, udah “datang bulan” belom ya, bulan ini? Perasaan belom. Tapi kan, kalau menyusui, bisa aja ga datang bulan rutin ya? Iya kan? Iya kan?

Iseng-iseng setengah deg-deg-an, gue beli test pack dan tes keesokan pagi nya. Dan hasilnyaaaaa, garis samar itu ada! Super samar, tapi … ADA.

Perasaan gue saat itu, sesuatu yang ga akan gue lupa. Campuran antara kaget, shock, panik, parno. Sumpah lo, gue hamil lagi? Lah Michael baru 3 bulan umurnya!
Gue bilang suami gue, yang sama kagetnya. Seharian itu, gue pening bukan main.
Bukannya tidak senang. Tapi… muncul perasaan yang sukar gue lukiskan. Perasaan bersalah sama Michael, perasaan kuatir tidak mampu mengurus 3 anak, perasaan cemas karena gue banyak makan mentah2 di bulan2 kemaren. Dan trauma berat setelah proses melahirkan yang begitu sulit. Semua campur jadi satu. Alhasil seharian itu, ASI gue merosot drastis. Pun gue cuma bisa bengong aja di kantor, yet tell anybody about the (good) news.

Nyokap gue yang pertama gue kasih tau. Dia mah ketawa2 aja, terus bilang “Mami udah tebak, kan belom mens.” Dilanjutkan dengan, “Anak 3 itu seru, rame. Emang sih repot, tapi skalian kan, nanti kalau udah pada gede juga ga berasa.” Ah, ya!
Lain lagi dengan respon mertua gue. “Hmmmm?” ---hening--- “Emang udah cek ke Dokter?”
Setelah diyakinkan, Mama bilang, “Ya udah, Dian jaga kesehatan.”
Gue yakin, abis itu, Mama mertua gue ikutan pening, secara gue biasa nitip anak2 disana :p

Terlepas dari kondisi fisik, psikis gue yang menurut gue juga harus dieprhatikan. Seperti gue bilang di atas, perasaan bersalah gue ke Michael semakin menjadi, terlebih karena gue disuruh stop nyusuin sama Dokter. Breastfeeding  itu memcu kontraksi, dan mengingat kondisi kehamilan gue yang super rawan di 2 kehamilan sebelumnya, Doc instruct to stop. Itu baru awalnya.
Gue ga bisa gendong Michael. Ajak main pun terbatas. Pelukkin dia harus hati2. Kadang hati gue sedih, kalo liat dia nangis minta digendong. Dan iri, liat semua orang (kecuali gue), bisa gendong dia, bisa ajak dia main.
But again, hidup itu tentang mencari keseimbangan. Michael tumbuh menjadi anak yang mandiri, ga kolokan, baik banget, anteng banget. Sejak usia 3 bulan, ga pernah lagi kebangun malam untuk minta susu. Gue ga bisa bayangin, kalo Michael tiap berapa jam masih kebangun, dengan kondisi gue hamil ini.
Seiring berjalannya waktu, Michael seperti ngerti kalo Mami nya ga bisa gendong. Dan seakan tau kalo Mami nya merasa kehilangan "peran sebagai ibu", dia hanya bisa tidur kalo dikelonin Mami  nya, either itu ditepuk2 pantat nya, atau dipeluk sambil dinyanyiin. 
Tuhan memang super baik ya :) I feel so blessed. 

Kondisi fisik gue pun baik2 aja. Sedikit mual, tapi masih bisa gue atasi. Gue masih nyetir juga, masih kemana2.

Sampe suatu pagi di kantor… gue udah merasa ada yang ga enak. Bener aja, pas gue ke WC, celana gue udah full sama darah. Sialnya lagi, gue pake celana putih, so keliatan banget kan.
Gue lalu diantar teman kantor ke rumah sakit. Thankyou @awyatno J
Thony itu salah satu teman gue yang parno sama darah. Jadi butuh usaha besar dari dia untuk nganterin gue, secara darah gue keluar terus. Alih-alih gue ngerasa sakit, sepanjang perjalanan, malah gue yang ngeliatin dia. “Lo gapapa, Thon? Jangan pingsan ya.”
Selain sama Thony, gue juga diantar sama @Grace_Belinda , perawat klinik di kantor gue (I really hope there’s a nurse in every office!).
Sampai di ruang bersalin, diperiksa macam2, dan suster menyatakan keadaan gue “siaga satu”. Pemeriksaan demi pemeriksaan dilakukan. Cek jantung baby, USG dalam, USG luar, dll dll.
Anehnya, gue merasa tenang. I feel secure. Sambil berdoa semoga si kecil baik-baik saja. Keep telling the baby, be strong honey, Mommy loves you!
Hampir seharian di ruang bersalin untuk di-observasi, akhirnya gue dipindah ke ruang perawatan biasa. Suami gue, saat itu lagi di Bali, raker dari kantornya. Ga bisa pulang, karena dia ketua panitia nya, dan dia bertanggung jawab penuh atas ratusan orang rekan kantornya.

Beruntungnya gue, teman-teman kantor, teman-teman baik gue, bergantian datang njenguk. Mateng gue kalo gada kalian, secara gue bosenan as always T.T

Menurut Dokter, pendarahan kali ini disebabkan karena beberapa kondisi. Plasenta letak nya di bawah/jalan lahir, alias placenta previa, jadi resiko pendarahan lebih besar.
Kedua, karena aktivitas berlebih (kemungkinan)
Ketiga, lagi2 masalah hormonal.
Ok, gue ngakuin satu hal. Pagi nya, gue gendong Keyla….
Gue tau itu berbahaya, since Keyla udah berat. Tapi pagi itu, Keyla nangis minta digendong, sebelum gue berangkat kerja.
Kalian yang udah jadi Ibu, ga akan bisa menolak tatapan memohon dari seorang anak yang minta digendong, kan? J

Anyway, kondisi gue diharuskan BEDREST TOTAL. Pee dan pup pun harus di bed. Dan diikuti dengan bedrest 3 minggu di rumah. Never mind. Mungkin memang harus begini perjuangan gue menjaga si baby.

Satu hal yang di pikiran gue.
Orang itu.. kesusahannya emang beda2 ya.
Ada yang susah punya anak. Sekalinya hamil, hamilnya kebo banget. Kuat nyetir sampe 9 bulan, masih dinas ke luar kota. Aktivitas seperti biasa, cuma perut aja yang buncit.
Nah gue, dikasih gampang hamil, tapi kehamilan 1 sampe 3, semua nya berlanjut dengan bleeding. Bedrest. Mual2.

Sama seperti hidup.
Ada yang dying to have babies. Ada yang aborsi. Nitipin anak di panti asuhan, while ribuan pasangan lain, berobat kemana-mana supaya punya keturunan.
Tapi tetap.. Tuhan yang mengatur. Dia yang menciptakan. Dia yang berkarya. Dia yang menentukan. Dia yang menjaga, aku dan bayi ku.

Dalam setiap usahamu, galaumu, sedihmu, cemasmu..
Ingatlah satu
Akan selalu ada Tuhan mu
Yang menopang mu
Dan menggendong mu
Sepanjang hidup mu