Beberapa bulan terakhir ini, gue seriiinggg banget nerima laporan soal Keyla. Untung aja laporan bukan dari sekolah (fiuh). Tapi dari mertua alias opa-oma nya.
Keyla nakal, selalu menentang, ga mau nurut.
Setiap dengar laporan atau liat sendiri, perasaan
langsung jadi sedih luar biasa. Ditambah perasaan bersalah.
Daddy sama Mommy salah ya, Key… Maybe we’re not the
best parents for you. Penuh emosi, kurang sabar. Kami juga memberikan 2 adik
untukmu, dalam jangka waktu yang singkat. Sayang dan perhatian yang tadinya
hanya untuk Keyla, tau2 terbagi tiga.
Pasti sangat berat buatmu ya, Key?
Kamu mungkin dewasa terlalu cepat ya, Key.
Di usia yang baru 4 tahun lebih sedikit, nakalmu udah
seperti anak 6 tahun.
Di usia setahun, dimana anak2 lain baru bisa
berceloteh yang hanya mereka sendiri yang ngerti, kamu udah bisa nyanyi, udah
bisa bicara dengan jelas, tanpa cadel.
Di usia satu setengah tahun, kamu udah bisa cerita.
Anak Mami yang satu ini memang luar biasa cerdas.
Baru di playgroup, sudah ada 2 piala dan beberapa
medali yang kamu raih di sekolah.
Betapa Mami sangat bangga sama Keyla.
Tapi di sisi lain….
Kenapa Keyla selalu melawan, dengan kata2 yang bahkan
ga pernah terpikir bakal diucapin sama anak 4 tahun?
Kenapa Keyla selalu teriak2 kalau permintaan ga
diturutin?
Kenapa Keyla suka bentak2 Mbak atau Mbak Sus, tanpa
mereka melakukan kesalahan?
Kenapa Keyla kasar sama Michael? Suka omel2in Michael,
hanya karena Michael ga sengaja senggol kaki atau tangan Keyla?
Rasio gue mengatakan, Keyla sedang mencari perhatian.
Orang tua, suster, mbak, opa oma, tante dan om, semua perhatiin adik2 Keyla.
Semua sayang Michael, yang so adorable.
Semua suka Samantha, yang lucu dan terus tersenyum. Siapa yang perhatiin Keyla?
Perhatian ke Keyla hanya formalitas.
Ah, apa ini sering terjadi di anak pertama, ya?
Gue bukan anak pertama, jadi ga tau gimana rasanya
kalo perhatian yang seharusnya ditujukan ke kita, beralih ke orang lain. Ketika
adik gue lahir, gue dah hampir 3 taun, dan gue ga inget merasa pernah
dibeda2kan apa enggak.
Teorinya sih seperti itu, ya.
Berkali2 gue membekali diri dengan buku2 dan jurnal2,
tetap gue kehabisan akal menghadapi anak gue yang satu ini. Berkali2 gue nahan
sabar, berkali2 juga kesabaran itu selalu habis. Menerapkan teori A, B, C,
bahkan sampe F (hasil bacaan), tetap ga efektif. Keyla ga berubah. Agresifitas
luar biasa, energy tingkat tinggi, pembangkang, selalu melawan, dan kurang
ajar.
Dan yang terjadi adalah, lagi2 gue omelin Keyla.
Memang akhirnya dia nurut dan patuh, itupun setelah belasan kata2 yang (sumpah)
ga pernah terpikir sama gue bakal dibilang sama dia. Berkali2 Keyla kena hukum.
Kena bentak. Diomelin. Hasilnya? Tak ada perubahan.
Sampe gue kehabisan akal dan capek sendiri. Apa yang
harus gue perbuat ya ke anak gue ini?
Dan lagi2, untuk keadaan yang gue ga tau harus
bagaimana, Dia menunggu gue, di ujung doa.
Dalam setiap keadaan marah, dan tiap kali gue berdoa,
Tuhan selalu bilang sama gue.
“Aku ga pernah jenuh menarikmu ke jalanKu. Aku ga
pernah membiarkan kamu. Berapa banyakpun kesalahanmu, Aku takkan
meninggalkanmu. Karena kamu adalah anakku. Aku ada di dalam kamu. Bahkan Aku
memikul salibmu.”
Selalu, ga pernah enggak, kata2 ini menjernihkan
pikiran gue.
Satu hal yang gue sadar, “menyerah” ga boleh ada di
kamus gue. Ini adalah anak gue. 9 bulan dia ada di perut gue, berbagi napas dan
darah dengan gue. Gue pasti bisa handle dia. Harus bisa. Gue yang melahirkan
dia. Darah gue ada di dalam tubuhnya. Pikirannya. Hatinya.
Gue belum tau bagaimana caranya. Belum tau kapan.
Belum tau dengan apa. Dengan siapa.
Tapi Mami pasti berjuang untuk kamu, Key. Menjadikanmu
anak baik. Mencintaimu tanpa syarat. Mengasihimu setulusnya. Seperti apapun
kamu.
Bukan hanya suami yang harus kita terima seutuhnya. Apa
adanya. Pun anak2. Karena anak2 itu, adalah belahan jiwa kita yang lain. Bukan
tulang rusuk memang, tapi darah dan seluruh gen kita ada disana.
So I wont give up, I wont give up. No matter what. I
will not give up. God gave me you, He knew I can take care of you. I’ll be the
best mom for you. I don’t know how, but I will. Never give up. Promise.
I love you very much, Key
No comments:
Post a Comment