Tuesday, March 29, 2011

Being A Mom

Ini tentang.. menjadi IBU

Melahirkan anak ke-2, tidak membuatnya menjadi lebih mudah. (Ya gimana lebih mudah.. yang dulu 10 jam brojol, kali ini nunggu 17 jam plus 2 botol induksi, sampe bukaan 7, ga brojol juga… daku tak pernah lupaaaa:p)
Mengurus anak ke-2, juga tidak lebih mudah. Kirain karena udah pernah ngurus baby, ngurus baby lagi bisa jadi lebih mudah.

Untunglah karena Michael lahir cukup endut (3.7kg bo..), jadi ga terlalu serem mandiinya. Kebayang ga, klo anaknya kecil, masih lunak2 gitu tubuhnya, hiiiiiyyy pasti lebih ngeri yah mandiinya, so vulnerable.

Di rumah, gue masih susah jalan. Nyeri nya belom ilang2 (that’s why I keep telling you, normal is much better!). Boro2 jongkok… ga kebayang kudu jongkok2 mandiin anak. Belom lagi klo kudu bangun dari jongkok sambil gendong anak…

Belum lagi Keyla yang jadi 2x lebih nakal…. Dari yang ga pernah ngompol, sampe pee di sofa L
Dari anak yang manis (walopun nakal), jadi anak yang suka teriak2, bantah, ga bisa diam sepanjang waktu. Pernah suatu malam, saking kecapeannya, saking frustasi nya, gue Cuma bisa nangis aja. Ngerasa ga sanggup ngurus anak. Ngerasa ga bisa kasih yang terbaik buat mereka.

Dalam keheningan, Tuhan menjawab, “Aku tak pernah salah. Dari sejak awal Aku memberikan benih itu di rahim mu, Aku tau kamu akan sanggup mengasuh mereka.”
Anehnya, doa malam itu sangat menguatkan gue. Capek masih tetep capek. Sakit juga masih sakit. Situasinya masih sama, tapi GUE yang BERUBAH.
Tuhan menyuruh gue untuk menikmati rasa lelah itu. Meresapi sakitnya. Berteman dengan perihnya. Bersahabat dengan tangis dan peluh.
Tuhan tidak merubah situasi itu. Tapi Dia telah merubah gue. Gue adalah orang yang sangat beruntung. Tanpa susah2, gue bisa hamil, dapat sepasang anak cewek dan cowok, while banyak banget cewek yang harus berobat kanan-kiri untuk bisa punya anak. Udah sepatutnya gue bersyukur, ga Cuma nangis dan merasa semuanya serba susah. Kesusahan yang gue alami sekarang adalah kesusahan setiap ibu, dan tidak semua wanita bisa mengalami nya.
Gue mulai bisa memandang semuanya dari sisi yang berbeda. Seperti kata nyokap gue, “Nikmati nakalnya Keyla. Rewelnya Michael. Itu ga akan lama. Tau2 mereka udah gede aja.”

Menjadi IBU, membuat gue banyak belajar. Belajar menekan ego pribadi demi melihat senyum anak2 lo. Belajar membagi diri dan hati, demi kedua miniatur lo yang imut2 itu. Belajar menikmati hari2 melelahkan yang menyenangkan, seperti sengsara membawa nikmat.

Ajaib nya, Michael jadi terlihat jauh lebih baik. Ingat kata2 Tuhan, Dia tak pernah salah. Kalo dia sudah memberikan Michael untuk gue asuh, artinya gue pasti mampu mengurus dia. Tuhan sudah mempercayakan Keyla, artinya Keyla akan aman di tangan gue.

Dan Tuhan sudah menyerahkan hidupNya demi gue. Artinya gue akan bisa bersandar kepada Nya, apapun masalah yang gue hadapi. Dia janji akan menggendong gue. Dia tidak akan membiarkan gue sendirian. Asalkan gue membiarkan Dia masuk. Asalkan gue berserah, dan membiarkan Dia mengambil alih.
Berserah… bukan perkara mudah, betul tak?

Kadang dengan kepercayaan diri kita yang luar biasa tinggi, kita lupa menyerahkan diri kepada Nya. Kita terlalu angkuh untuk mengakui kalo kita membutuhkan Dia.

Saat akan melahirkan, gue terlalu yakin sama diri gue sendiri, sehingga pada saat situasi ga bisa dikalahkan lagi, gue jadi frustasi. Terlalu sombong untuk membiarkan Dia mengambil alih.

Saat baru melahirkan, gue terlalu malu untuk mengakui, kalo gue takut ngurus 2 anak. Gue ga yakin gue mampu. Sampai akhirnya gue stress, dan Tuhan kembali menggendong gue.

Melibatkan Tuhan dalam setiap perkara, dalam setiap peristiwa, itu yang gue belajar. Tuhan dengan segala kekuatannya, akan menggendong lo, menopang lo, bahkan di saat elo ga menyadari nya. Seperti saat kita hanya melihat sepasang langkah kaki, padahal saat itu Dia sedang menggendong kita.

No comments: