Friday, February 23, 2007

THE POWER of COMMITMENT (dari sebuah sumber.. terpercaya) 


I love her, because.... (continue, please) 
I love her, because she’s pretty I love him, because he’s smart 
I love her, because of the way she treats me 
I love him, because he makes me lough, everyday (emangnya Aming? :p) 
I love her, because she loves me so much 
 Can you imagine… 
If sometimes.. someday… she’s not beautiful anymore? 
If he’s not smart? 
If she stops doing the things you like? 
If he can give you no longer lough but tears? 
If she doesn’t love you anymore? 
Than.. do you still love her? 
Do you still love him? 
That’s the power of the commitment. 


Pada saat elo menyatakan, elo siap menjadi pendamping nya seumur hidup. Pada saat elo berjanji di depan altar, klo elo akan mencintai dia, selamanya. Pada saat semua saksi mendengar janji setia elo, untuk berada di sisi dia, sampe mati. Dalam senang dan sedih. Suka dan duka. Sehat dan sakit. 


Berat? Pasti. Mengucap janji di depan altar, dengan Tuhan sebagai saksinya. Sama skali bukan hal yang mudah. Memutuskan terikat dalam sebuah lembaga pernikahan. Kebayang ga, klo suatu saat.. suami atau istri lo, berubah jadi orang yang sangat nyebelin, rese, dan melakukan banyak hal yang lo benci? Sampe elo berpikir, ”kok dulu gue mau siy merit ama dia? Crazy or what?” Apa ya, yang harus dilakukan? Berpegang teguh pada komitmen? Atau melepaskan ikatan itu? 


Pada saat badai itu menerjang lo, rasanya pasti sakit. Hujan gede, banjir, geledek, tidak bisa membuat lo lebih sedih lagi. Pasangan hidup lo, berubah jadi monster aneh menyebalkan yang ga elo kenal. Tapi.. akan ada satu hal yang bikin elo harus tetep berdiri disitu. Diam, dan tidak bergeming. Tarik dia, orang yang (dulu) elo sayangin, kembali ke jalur cinta itu. Tunggu dia, orang yang (dulu) pernah mengucap janji setia, untuk slalu hidup bersama lo. Doakan dia, orang yang (dulu) mengaku jatuh cinta setengah mati sama lo. 


Dan elo... sama skali tidak boleh berpaling. Elo harus tegar, melawan smua arus. Komitment itu, membuat elo bisa mencintai seseorang, tanpa syarat. Sperti apapun dia, slama janji sehidup semati itu udah diucapkan, tidak akan ada yang bisa memisahkan. Kcuali kematian. Sperti apapun dia, slama komitmen itu udah melingkar di jari manis lo, tidak ada yang boleh melepaskan. Komitmen itu, membuat elo akan bisa bertahan menghadapi badai hidup. Badai sebesar apapun, akan berkurang kemegahannya.. as long as elo menghadapi itu berdua, dengan orang yang pernah berjanji sehidup semati dengan lo. Dan keadaan tidak akan pernah sesulit itu lagi. So from the day forward, Try to love someone.. not because she’s beautiful or smart Do not love someone because he always make you lough Do not love someone because of what/how/who they are. But try to love someone.. just because you want to. Try to love someone.. unconditionally. 


PS : Buat sahabat gue, yang akan mengucap janji setia sehidup-semati, sebentar lagi.
Dan untuk smua pasangan yang masih ragu. Berdoalah, dan kau akan mendapatkan jawabannya.
(gila ya, gue kok tiba2 jadi sok dewasa gini:p)

No comments: