Kemarin akhirnya gue nonton Test
Pack. Film yang udah gue nanti2kan sejak bertahun2 lalu. Suka banget sama
novelnya sejak cetakan awal (klo ga salah, covernya warna biru tua). Sialnya,
gue dah cari ke seluruh penjuru rumah gue & rumah nyokap, ga nemu tuh
novel, hiksss… (ada beberapa tersangka yang gue duga minjem buku itu, tapi ah
sudahlah:p)
Sejak nonton Perahu Kertas (PK),
gue belajar misahin novel dan film, its different anyway. Pada saat kita baca
novel, semua tergantung pada imaginasi & persepsi kita. So this time, I
told myself, don’t expect too much. Tapi tetap aja susah yah J
In my imagination, Tata is much stronger,
secara dia pengacara. Tegas, saklek, dominan. Di film, she’s working in the advertising
agency, which is dunia kreatif, dihuni oleh orang2 otak kanan. Udah pasti
emosinya yang lebih main, cocok dengan film ini. Di film, Tata lebih manja,
kolokan, imut2. Sementara Tata di buku, lebih tough, atau itu hanya bayangan
gue aja?:p
Akang (di buku jadi Kakang),
plays his role well. Secara abis liat Reza Rahadian di PK (as Remi, the smart,
energetic, high drive and passionate person), jadi jetlag liat Reza di TP, beda
banget asli! Di TP, Reza as Akang yang super sabar, phlegmatic (does he?), tapi
seperti itu juga lah Rahmat di buku.
Test Pack di buku itu… bikin
sampe merinding, nangis, tersedu2, mengharu biru… Reading this book, makes me
re-think about marriage, and wondering thousand times how my marriage would be
IF I have the same problem with Tata & Kakang, since I love kids and I really
want to have them in my life.
Test Pack di film, yes, bikin
terharu, tapiiiii… I didn’t get the same feeling dengan baca bukunya. Apa
karena imaginasi gue berlebihan ya? Atau karena sekarang gue dah married dan
punya anak, jadi dengan sendirinya, emosi gue terhadap cerita itu juga dah berbeda,
ya?
Di buku, Tata ga diceritain akan
kerja di luar negeri. Dia mondok di rumah orang tua nya. Kakang sempat datang,
meminta dia pulang, tapi Tata ga mau. CMIIW ya…
One thing for sure, angkat jempol
buat Reza & Acha, kalian keren! Kayanya kalian harus jadian, dehJ Asli kaya beneran
suami-istri gitu… Gaya becandanya,
mesra2nya, bikin siriiikkk hehehe…
Hanya ada sedikit galau gue (ceileh...) sosok Akang disitu.. Sebagai Psikolog, kok agak2 gimana gitu ya, huehehehe... Antara pose foto "gila" Akang & Shinta waktu dulu mereka kuliah, tidak tergambar di sosok Akang yang setelah nikah.
Renata as Shinta, kece banget…
Cocok banget dia meranin Shinta yang terlihat cool&angkuh sosoknya (karena
tuntutan profesi), padahal rapuh di dalam. Dia cantik sekali yaaaa, dan
baju2nya bagus banget… *mupeng. Wardrobe siapakah itu? Nanti cari tau ah:p
Uli Herdinansyah has an important
role. Karakternya asik. Bisa berperan sebagai manager skaligus best friend,
even guardian angel nya Shinta. Gue suka adegan waktu Uli bantuin Shinta
ngerapihin apartmentnya. Keliatan banget klo mereka personally &
emotionally deket. BTW amsiong itu artinya “sial” atau “ga jodoh”, hehe…
Oon alias Dokter Peni S, bikin
gemes alias kesel. Pertama, ga teliti banget sihhhh sampe2 lupa belum meriksa
Akang. Kalau itu dilakukan di awal, toh ga usah pake suntik2 Tata, atuh! Kedua,
waktu Tata periksa pertama kalinya, mo marah deh liat Dokter manggil koas2nya
untuk ikut meriksa Tata! Do you know how uncomfy to sit in that chair? Kursi
kerajaan itu sangat ga asik buat didudukin! Dan pemeriksaan yang berhubungan
dengan kehamilan & kandungan, itu sangat ga nyaman! Jadi kenapa Akang ga
boleh nemenin? Dan kenapa koas2 itu kudu dipanggil? Alex sampe komen, “Duh ga
bakal aku ijinin kamu diliatin segitu banyak orang kalo diperiksa!”
Dwi Sasono alias Heru, plays his
role well. Gue lupa pernah liat dia dimana, tapi setau gue orangnya self driven
banget (sotoy.com). Perannya kemarin itu jadi sort of anak mami yang nurut sama
emaknya, keliatan masih sayang sama Shinta tapi “terpaksa” menceraikannya karena
tuntutan ibu nya, bikin gregetan. BTW nyokapnya Heru asli nyebelin yah tampangnya,
hihihi:p
The Sutoyos! Hahaha, pasangan ini
bikin film jadi berwarna yaJ
Dan umum banget itu terjadi di pasangan yang super mature seperti mereka (udah
tua, maksudnya:p). Cinta yang memudar, kebiasan2 buruk yang ga berubah, uneg2
yang tak terungkapkan, sampai lagi2 mereka lupa kenapa dulu saling jatuh cinta
hingga akhirnya memutuskan bersama. Ini yang harus diingat2 sampe kita tiadaJ
Temennya Tata, itu siapa ya? She
looks match the roleJ
Ade Fitri, walau sebentar tapi
mencuri perhatian! Pas banget!
Tora Sudiro, sayaangggg cuma dikiiitttt
keluarnya!
And love the song!!!!!
Eh gue kepikiran, how IF Tata
yang ga bisa punya anak, ksian banget yah, ngebayangin ditanyain terus sama
mertuanya T.T
Beberapa fakta berkaitan sama
film ini :
· Gue bilang ke suami gue, “Untung pacar kamu gada
yang model, ya.” Yes, siapa yang ga insecure melihat mantan pacar suaminya se-kece
Shinta? Gue aja yang cewek, bisa naksir:p *kidding. Menurut gue, “insecurity”
itu perlu dijaga loh, karena itu bikin lo berusaha improve diri lo. Yah
memperbaiki diri ga semata2 supaya pasangan lo ga ngelirik orang lain, tapi
lebih karena lo pingin jadi orang yang lebih baik, demi pasangan loJ Kaya gue nih, pingin
keliatan kece selalu, biar suami gue ngerasa bangga punya istri kece walopun
dah 3x turun mesin, hahaha… (kalo pingin keliatan kece, jaga dong selera makan lo tuh... hahaha)
· Gue pernah punya kista di indung telur, sebesar
3cm. Waktu itu gue masih kuliah. Dan melihat sejarah menstruasi &
endometriosis gue, Dokter pernah bilang, “IF gue nanti susah punya anak, bisa
jadi karena ini.” So waktu di awal gue pacaran sama Alex, how if we don’t have
kids? And he said its ok. Married bukan karena pingin punya anak, tapi karena
ingin ngabisin hidup bersama. Oh how sweet yaaaaJ
Dan ternyata Tuhan Maha Baik, gue dikasih subur euy, sampe kudu di-stop hihhi:p
· Pelajaran yang bisa diambil dari film ini, “apa
alasan untuk kembali?” sebaiknya diganti dengan “apa alasan untuk berpisah?”
sama seperti ketika lo mikir kenapa lo mau married sama pasangan lo. Dulu lo
janji sehidup semati sama dia (either apapun bentuknya, entah itu jiab kabul atau
di depan altar), you have more than 1001 reasons to be together.. why don’t you
remember them before you decided to divorce? Mungkin karena, kadang 1001 alasan
itu udah berkurang jumlahnya, seiring perjalanan lo sama dia. But still,
remember when you said “I do”, how God make you ONE and no more TWO.
· Nonton Test Pack, bikin gue super bersyukur,
udah dikaruniai 3 anak yang super cute. Seberapa pun bandelnya mereka, ga seberapa dibandingkan air mata Tata yang
menetes whenever she saw the negative sign on the testpack, hiks… Pelajaran
berharga banget buat gue. Dikasih karunia 3 orang anak sama Tuhan, hidup mati
gue buat merekaJ
Satu hal yang gue sayangkan dari
film Test Pack was the cliché ending. Tadinya gue berharap, akan sulit buat
Tata balikkan ke Akang, in terms of dia ketemu The Sutoyos at the airport.
Waktu Akang lagi bersedih di rumahnya, dan ada suara sepatu Tata, Alex dah bilang
ke gue, “Jangan sampe Tata balik lagi dengan gampangnya…” dan ternyata beneran.
Plus ditambah Heru yang juga tiba2 balik lagi sama Shinta, there must be hidden something behind it.
So overall, I love the movie.
Great casting, beautiful wardrobe, wonderful house (asliiiii mupeng bangetttt
liat rumahnya Akang & Tata! Rumah siapa sih itu, siapa arsiteknya????),
suka sama dialog2nya, learn a lot from the story as a whole.
But again… Entah kenapa, tetap
lebih suka buku nya. Hehehe.. klo soal makanan, I’m really easy to be pleased. Tapi
klo soal buku & film, gue kok jadi riweh banget yah… Ah tapi siapa sih gue
iniii, ga ngerti film! I’m enjoying the book more than the movie, is that
wrong?
Tentang Kang Adhit & Teh Ninit ..
Gue dah nge-fans sama Kang Adhit sejak baca Gege Mencari Cinta & nonton
Jomblo di bioskop. Menurut gue, nih orang asli gila bangetJ Super kocak, buku2nya
asik J
Tapi gue belum baca Mencoba Sukses nih, Kang.. Yakin sama ancurnya dengan yang
lain2J
Sedangkan Teh Ninit, ga usah
diragukan lagi ini mah.. I love every words she wrote in her booksJ
I love this couple a lot! I love
how they twitting each other, I love how they fallin love one another… I love
their chemistry! And you know what, waktu habis nonton itu, gue liat Kang Adhit
meluk Teh Ninit and he kissed herJ
HihihiJ I’m
watching you, guysJ
*stalker:p
Too bad gue ga bawa novel2nya
mereka buat di tandatanganin! Tapi ketemu mereka dan foto sama Teh Ninit, is
something bangeetttt J
Thankyou Teh, buat kisahnya yang
indah. Every couple should learn from this novelJ
Thankyou Kang, buat dialognya
yang ciamik!
MasMonty , thankyou udah bikin film Indo
yang superb!
So here it is some unforgettable quotes in Test Pack :
- Apa adanya kamu, udah melengkapi saya --> sumprit ga bisa ga terharu, walopun udah berkali2 juga...
- Aku di samping kamu tuh ga pernah sia2. Saya nikah sama kamu, bukan karena saya pingin punya anak. Tapi karena saya sayang sama kamu --> soooo sweeettt:)
- Ketakutan suami ada macam2 : takut sama istri, ga bisa nafkahin keluarga, ga bisa didik anak2 dengan baik --> so true! Justru wondering kalau para suami ga punya ketakutan ini.... what's in their mind?
- Kalau ternyata istri Mas mandul? | Saya gapapa | Tau gitu, saya ga mutusin Mas, ya --> Makanya Jeung, pikir2 dulu sebelum putusin! Apalagi kalau karena ada orang lain #noMention:p
- Tidak subur, barbel melayang! Hahaha...