Showing posts with label family. Show all posts
Showing posts with label family. Show all posts

Sunday, March 22, 2015

Book Review: Sabtu Bersama Bapak, #ReviewMaret



#SabtuBersamaBapak mungkin adalah buku terbaik yang gue baca di 2014. 
Atau buku terbaik yang pernah gue baca, selama ini? :)



Sabtu Bersama Bapak
Adhitya Mulya, Gagas Media, 277 pages
Cetakan 1 - 7 : 2014



Gue sukaaaaa banget buku Kang Adhit ini. Kenapa ya?


Satu, originalitas idenya, beda dari yang lain.
Sebenarnya simple sih, bagaimana seorang Bapak, bisa mengajarkan anak-anaknya tentang hidup. Tentang menjadi kepala keluarga, tentang menjadi suami, tentang menjadi Ayah. Tentang beragam nilai kehidupan.
Tapi menjadi tidak simple, karena Sang Bapak di buku ini, digambarkan sudah meninggal.
Sejak mengetahui dirinya sakit kanker dan tidak bisa hidup lebih lama lagi, Bapak mengabadikan dirinya lewat handycam. Banyak cerita, pesan dan pelajaaran yang direkam Bapak, supaya bisa disaksikan anak-anaknya.
Rekaman pertama kali dibuat tahun 1991, dan disaksikan anak-anak 2 tahun setelahnya.
Dari mereka kecil, setiap hari Sabtu. Sabtu Bersama Bapak.

Dua, setting.
Kombinasi dari alur maju dan flashback, tapi ga bikin bingung.

Settingnya sederhana!
Sedikit di Bandung, sedikit di Jakarta, sedikit di Denmark, sedikit di offshore.
Banyak tempat, tapi ga bikin bingung. Walopun saya berharap ada lebih banyak ulasan tentang Denmarknya, hahaha:p

Tiga, penokohan.
Kayaknya semua tokoh di buku ini begitu apa adanya.
Wajar, tidak berlebihan, semua pas pada porsinya.

Tokoh Bapak yang sudah meninggal, tetap terasa hidup di buku ini. Bapak adalah tokoh yang sudah banyak makan asam garam kehidupan. Ia menasihati anak-anak mulai dari hal-hal kecil, seperti membuat mainan (lebih bagus dari beli), tentang harga diri, tentang membela yang benar, dan bukan membela yang dekat.
Saya kagum bagaimana Bapak menyiapkan kebutuhan keluarganya, menjelang ia meninggal. Rasa tanggung jawabya pada keluarga dan anak-anak, memenuhi kebutuhan keluarga tidak hanya dari segi materi, tapi juga ajaran hidup.

Ibu Itje yang sederhana, pekerja keras dan tidak mau merepotkan. Berkali-kali saya mrebes mili, waktu Ibu Itje yang sakit dan harus dioperasi, tapi kekeuh tidak mau memberitahukan anak-anaknya, dengan alasan “Kakang tau kenapa”, yaitu karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya.
Ibu Itje yang tabah, kuat dan begitu sayang sama keluarga.

Satya, si Offshore Engineer yang tegas, gagah, keras, dan percaya diri, ternyata masih harus belajar tentang bagaimana  menerima. Istri yang tidak terlalu bisa memasak, anak-anak yang ribut, dan rumah yang selalu berantakan. Si Kakang masih harus belajar berusaha menghargai orang-orang yang disayanginya. Dengan meninggikan kadar toleransi, juga dengan berbenah diri sendiri.
Kakang yang galak ini, ternyata sayang setengah mati sama Mamahnya (jadi pingin mewek..)

Cakra (alias Saka), si bungsu berusia awal tiga puluhan, si Deputy Director divisi Microfinance sebuah bank asing, yang sudah didoakan semua orang supaya segera mendapat jodoh. Terbenam di balik bayang-bayang Kakang, mungkin ini menyebabkan Saka menjadi tidak PD dalam berhubungan dengan wanita. Tapi seperti kata Bapak dalam salah satu videonya, kalau bukan kita yang bisa menghrgai diri kita sendiri, siapa lagi?
Sama seperti Kakang, Saka pun punya nilai-nilai yang baik, sesuai ajaran Bapak. Hanya hokinya aja agak kurang dikit, secara ditolak melulu sama perempuan, hehehe:p
Satu-satunya bagian kecil yang menurut saya agak mengambil porsi terlalu banyak, hanyalah percakapan konyol Saka dan kawan-kawan kantornya. Tapi itu minor, dan bikin saya ketawa-tawa juga pada akhirnya hehehe…

Rissa dan Ayu, juga memiliki porsi pas di buku ini.
Saya kagum sama tokoh Rissa. Cantik, berpendidikan baik, dari keluarga baik-baik pula. Ditinggal suami, mengurus 3 buah hati yang super energik, ngurus rumah, masak, kerja kecil-kecilan dari rumah untuk ikut bantu keluarganya, dan tetap berusaha tampil cantik untuk suaminya.
Nemu di mana si Kakang istri kayak gini, nih? Hehehehe…

Ayu, yang tadinya galau memilih Cakra dan Salman, finally menetapkan pilihan. Saka, si pilihan Ibunya. Restu Ibu memang nomor satu, yah. Sama seperti restu Ibu Itje buat pernikahan si Saka ini.
Saya suka perjalanan interaksi Ayu dan Saka, dari mulai kenalan, galau-galauan, bimbang, sampai akhirnya Saka bikin gemes dengan melamar Ayu. Ayu juga kelihatan cinta sama Saka, sejak Ibu Itje ngintip-ngintip buku resepnya itu, hehehehe.

Saya suka bagaimana kisah ini ditutup dengan manis.
Ketika mereka sarapan lontong sayur buatan Ayu (yang udah seenak buatan Mamah), lempar-lempar cium antara Kakang & Rissa, bisik-bisik mesra si calon pengantin baru, juga anak-anak yang berebutan ingin duduk di sebelah Nininya.
Ah, Bapak pasti bisa melihatnya dari Surga. Betapa keluarga kecilnya sudah bertambah besar, dan bertambah penuh cinta pula.

Dan saya suka (pakai banget) halaman akhir buku ini, bagaimana Bapak dan Mamah mengira video sudah diakhiri padahal belum. Bukan tanpa kebetulan, itu adalah rekaman terakhir Bapak, sebelum akhirnya dipanggil Tuhan, dengan sedang memeluk istri dan anak-anaknya. Gimana gue ga mrebes mili coba!

Pada setiap buku yang dibaca, ada pengalaman dan kesan setelahnya.
Pelajaran di buku ini banyak banget.

Mulai dari ‘kesuksesan itu bukan dilihat dari income, tapi dari lapangan kerja yang dihasilkan’,
Jangan jadi beban anak-anak. Dulu waktu kecil, mereka ga repotin kita, sekarang pun kita udah tua jangan repotin mereka. Sumpah ini ndalem banget! JLEB JLEB JLEB!
Soal IPK setuju banget. Memang bukan satu-satunya yang dilihat saat nyari kerja, tapi IPK itu bisa jadi alat pertama yang menggugurkan kalian saat first screening.
Kepercayaan diri kita itu bukan dari barang-barang yang kita pakai, atau kita miliki. Kepercayaan diri kita itu asalnya dari dalam diri sendiri.
Dan banyak ajaran-ajaran lain dari Bapak, Mamah, serta Kakang dan Saka, yang dikemas apik.

Seperti karya Kang Adhit yang selalu bisa bikin saya geleng-geleng takjub, this Sundaan book lagi-lagi bikin saya geleng-geleng. Saya bukan orang Sunda, saya juga ga pernah tinggal di Bandung. Tapi saya selalu suka denger orang ngomong Sunda:)
Nuhun Kang Adhit buat pelajarannya di buku ini, ngingetin akan almarhum Bapak dengan segala kejenakaan dan cintanya yang begitu besar buat saya dan keluarga.
Dan ga sabar nonton filmnya, pasti geulis kayak Teh Rissa :)

Kalau saya boleh kasih bintang, saya kasih semua bintang yang saya punya buat buku ini :)


Sunday, December 29, 2013

The ups and down of December

Natal kali ini full with up(s) and down.

The ups are dilewatkan bersama dengan keluarga dan orang-orang tersayang. Mom just got home from her 2-months-vacation, dan itu melengkapi kebahagiaan gue.
The down is... gue harus home-rest karena sakit sesuatu (kita sebut aja sakit cinta ya:p.. apa sih hahaha..), jadi ga bisa ke gereja, ga ngantor juga. Positifnya adalah gue diharuskan istirahat sama Tuhan. Betul-betul istirahat, di rumah aja dan tidur seharian. And I have time to myself (contohnya blogging wkwkwk), while anak2 diungsikan untuk sementara hehehe...

Untungnya (masih ada untungnya! I'm Indonesian, remember:p), Natalan keluarga besar Nyokap diadakan tanggal 22, sebelum vonis itu keluar, hehehe...
Dan seperti biasa, Natalan keluarga selalu seru. Have I told you, kita boleh kasih kado ke siapa aja, berapapun jumlah, apapun isinya. This is the joy of Christmas. Not the money we spent to buy those things, but the spirit of loving, giving and sharing. 
Yang gue suka lagi dari tradisi ini, kita ga menuliskan nama pemberi kado, walopun akhirnya selalu ketauan siapa yang kasih, hehehe... But the meaning is giving it to somebody without being noticed.

Coba lihat foto ini, seru banget ga sih? Ada kurang lebih 500 kado di situ:) 
Tradisi memberikan kado ini udah berlangsung dari sejak gue kecil. Thats why I love Christmas sooo muchhh hahaha... 


Well, waktu kecil sih, bisa dapat sampe hampir 10 kado (kayanya paling banyak dari nyokap gue sih:p). Tapi pas udah besar, paling dapat 3 kado. Tahun ini, malah dapat 2 kado aja, one of it dari Mami.
Tapi anak2 dapat banyak, sampe happy banget mereka:)

Tradisi ini yang pingin gue bawa sampe anak2 besar nanti. Selain di pohon natal bersama ini, di pohon natal di rumah juga ada kado-kado. Kiddos were very excited.

Bertepatan dengan perayaan Natal keluarga ini, kita juga memperingati hari Ibu. Just a simple ceremony, giving a flower to your Mom and singing "Bunda". Tapi cukup membuat ibu-ibu terharu.

Mom & sistas. The best sistahood in the world
Thanks Mom(s) for teaching us a lot.
Mengajarkan gue & sodara2 gue tentang arti sebuah keluarga (besar). Saling peduli, saling sayang, saling memberi. Ibu2 ini yang memastikan anak2nya mendapat kado saat Natal. Ibu2 ini tidak akan membiarkan anak & ponakannya tidak mendapatkan satupun hadiah saat Natal. 
Kalau mereka mau, bisa aja mereka hanya memberikan hadiah ke anak2nya masing2, tanpa peduli ponakannya. Dari sejak kecil, gue selalu mendapat hadiah tidak hanya dari nyokap gue, tapi dari tante2 gue ini, juga dari sepupu2 gue.

Thanks for teaching me about giving. So when Christmas comes, what I think about is the present for others, not for me and my kids. (Setelah Natal lewat, baru beli2 buat diri sendiri, yeay! <-- sama juga boong:p)

Happy Mothers Day, Mom(s). Love you love you love you:)

Thursday, July 04, 2013

The Anniversary Solo Trip


Ingin merayakan anniversary dengan berbeda, tanggal 3-6 Mei 2013 lalu, gue dan Alex mengajak nyokap gue, plus 3 kiddos dan 2 nanny ke SOLO.
Why Solo?  Dari dulu, Alex udah suka banget dengan Solo. Sering dinas ke sana, dia udah nge-fans sama Jokowi sebelum beken seperti sekarangJ
Jadi dengan barang2 segambreng dan mobil penuh, kita melaju ke Solo. Berikut cerita dan beberapa fotonya ya…

3 Mei 2013
Berangkat jam 4 pagi (artinya bangun jam 2.30 pagi, mandi, pakein pampie kiddos dan gantiin baju mereka.. eh, ini ga perlu disebut yah:p Yang pasti, anak2 diangkut dalam keadaan tidur)
Membawa se-tas besar biscuit, cemilan dan mainan, berharap kiddos enjoying the trip.
So the long trip begin….

Menjelang siang, karena perut udah keroncongan, kita lunch di resto Pringsewu Tegal. Pringsewu ini salah satu resto yang cukup unik cara pemasarannya. Dari beratus2 meter sebelumnya, udah dikasih plang di kiri jalan, “pringsewu berapa ratus meter lagi”, jadi mau ga mau lo hafal bakal ada resto Pringsewu sebentar lagi.
Makanannya so-so (banget), tapi gue suka how they train the employee. Sigap, cepat, tau banget apa yang dijual. Bahkan ketika mereka kasih bill, udah langsung bawain uang kembalian dong J

Next nya, kita mampir di Nissin Café di Ungaran. Love this place!
Selain ada pabrik Nissin yang tertutup untuk umum, Nissin punya café dan toko biscuit yang open fpr public. Lucunya, banyak produk yang ga dijual di Jakarta (atau dijual tapi gue ga tau ya:p Terhina banget gue klo sampe ga tau, secara dunia gue dipenuhi makanan dan cemilan, hehe…)
Jadi ngeborong deh biskuit2 di sana…

Lanjut perjalanan ke Semarang.
Cita2 Alex mampir di Koh Liem kesampean. Sebenarnya jam 5 udah tutup, tapi karena gue telpon dan bilang kalau kita dari Jakarta ngebut supaya keburu makan di sana, Mbak2nya kayanya kasian, trus bilang kalau bakal ditungguin. So, Asem2, we’re comingJ
Selain Asem2 (daging sapi dengan kuah hangat yang asam), bakut nya luar biasa enak! Nyammm… Lebih enak dari bakut Mumu yang di Gading J
Tapi karena udah kesorean, I missed the happening lekker Paimo di depan Loyola L

Tiba di Solo, kita langsung check in karena udah cukup malam, sekitar jam 9-10 gitu. Gue stay di Fave Hotel di Solo Baru. Hotelnya masih baru, jadi masih bersih J
Kamarnya kecil, tapi apik. Yang jadi ganjelan cuma satu aja sih, kamar mandinya pake kaca bening bow… untung ada tirainya:p

4 Mei 2013
Pagi dibuka dengan sarapan di Soto Gading di Jl. Brigjen Sudiarto. Pas baru masuk aja, udah kecium harum kuahnya. Walaupun masih pagi, ternyata rame banget di sana. Baru tau kebiasaan orang-orang Solo (dan mungkin di beberapa kota lainnya juga), punya kebiasaan untuk sarapan bersama pagi2 sama keluarga atau teman2, baru setelah itu kerja atau aktifitas lain.
Dan sotonya, ehmmm… yummy! Soto ayam bening dengan bihun, daun bawang dan pangsit-pangsit kecil. Dipakein sambel dan sedikit kecap dan kerupuk rambak, sempurna!
Ga cukup hanya itu, beberapa piring goreng2an tersedia di atas meja, dari mulai pastel, tempe, tahu, sampai sosis solo yang beken itu. Coba deh cemplungin sosis solo ke kuahnya trus makan pelan2. Nyam!
Yang ga kalah istimewa adalah es teh manisnya. Kabarnya sih racikan, pantas ada semacam wangi rempah J

soto gading
sosis soslo




Kenyang mengisi perut, kita jalan ke Kampung Batik Laweyan.
Kawasan batik rumahan yang seru!
Kita jalan kaki dari rumah ke rumah, semuanya jual batik yang beda2. Yang terbesar di sana adalah Batik Putra Laweyan.

Dari sana, kita jalan lagi ke Fashion Village di Sukoharjo. Konon, Fashion Village di daerah ini adalah yang terlengkap, karena langsung dari pabriknya. Justru ga banyak batik dijual di sini, tapi banyak celana army look yang lucu2. Bahan yang digunakan kabarnya sama dengan yang digunakan oleh TNI.
Setelah ngeborong baju anak2 dan oleh2, now its time to lunch J

Melipir ke Ahmad Yani di Pabelan, Alex mengajak kita lunch di Gunung Sari.
Tempatnya ga besar, malah terkesan sangat kecil. Tapi makanannya dongggg… ajaib!
Itu ikan gurame goreng, udah bukan kaya ikan lagi, tapi kaya kerupuk saking garingnyaJ
Dugaan gue, digoreng dengan minyak panas dan api kecil, jadi bisa kering sampai ke daging2 dalamnya. Tapi ternyata pake kayu bakar dongggg, nyaaammm!
Ga nyangka dari cerita2 suami gue yang sering mampir ke sini kalau ke Solo, akhirnya kesampean juga bisa nyobain!
Klo enaknya kaya gini, gapapa deh dosa sekali2 makan gorengan, wkwkwk… (sekali2 apanya, maksud lo?)

gurame goreng


Balik ke hotel dan istirahat, menjelang malam kita keluar lagi dan memutuskan untuk makan Chinese food. Pingin deh nyobain Chinese food yang famous di Solo.
Berdasarkan review, akhirnya kita coba Centrum, yang terkenal dengan ngohyong ibab nya (yang ternyata gue ga terlalu doyan sih:p). Centrum ini tipikal resto Chinese food lama, yang munkin makanannya enak, ya. Tapi yang kita pesan ga begitu sip, secara kita pesan puyonghai tapi yang keluar kok malah telur dadar, wkwkwk…

Mengobati kekecewaan makan malam, kita melaju ke Nini Thowong, tempat makan es beken di Solo. Segala macam es ada, dan namanya pun lucu2. Dari mulai es nangka, es teler, es campur, sampai es mega mendung. Basically padu-padan buah dan es serut dengan sirop dan toping yang macam2 aja sih, tapi rasanya tetap enak, dan pastinya segerJ

5 Mei 2013
Our anniversary J
Hari bersejarah (ceileh..) dibuka dengan sarapan (ya iyalah, lo pikir?) Timlo Bu Sastro di depan Pasar Gede. Walopun lokasinya di depan pasar, dan di seberangnya ada timbunan sampah, ramai kali timlo ini.
Khas timlo pada umumnya, kuah di Bu Sastro ini gurih bangeetttt… Sampe2 gue nambah kuah J Enak dimakan panas2 dengan asap ngepul, sama nasi anget, lengkap deh hari lo!
Diiringi live music pulaJ


timlo maknyus :)


Dari situ, kita ke Keraton Surakarta.
Gue selalu suka gedung2 bersejarah. Seperti gue nge-fans dengan kisah2 wayang yang bukunya udah kuning2 punya nyokap gue, gue bisa kegirangan kaya anak kecil kalau ngunjungin tempat-tempat kaya gini. Terlepas dari mistisnya, gue merasa tempat2 ini menyimpan cerita yang luar biasa. Kaya waktu ke Ulen Sentalu di Jogja. Please please please Bapak2 pemerintah, perhatikanlah gedung2 bersejarah kaya gini! Bule aja bisa menghargai kebudayaan kita dengan berkunjung dan mengagumi, masa kita yang empunya bangsa ini enggak?
Gue ga bisa menggambarkan excitement di keraton J Yang pasti, senang dan super kagum dengan benda2 di dalamnya.
Ada banyak cerita dan bagian yang mistis… Misalnya dengan berdoa di depan patung A, dipercaya akan banyak rejeki. Atau dengan foto di depan kursi B, dipercaya keluarga akan harmonis. Ada juga benda2 yang even untuk difoto aja ga boleh, apalagi disentuh.
Basically, gue percaya mistis itu ada. Percaya juga dengan dimensi lain di luar manusia. Dan gue percaya Tuhan adalah Pelindung dan Pemelihara gue dan keluarga gue, saat ini dan sampai nanti.
That’s why waktu Bapak Guide nya bilang banyak mistis di sini, sebelum masuk, gue mendoakan satu2 anak gue.
Bapak Guide itu bilang, kalau anak2 itu sangat sensitive, jauh lebih sensi daripada kita yang udah tua2 ini. Mereka lebih bisa merasa, mungkin bisa melihat. Anyway, kita disarankan untuk ga jauh2 dari si Bapak. Ya iyalah Pak, jalan jauh2 bisa kesasar, secara itu keraton gede banget J

Sepulangnya dari sana, kita sempet memutari kompleks keraton sekali lagi (by car). Gede banget ya ternyata keraton itu, lebih besar dari Keraton Jogja (am I right?)
Pulang dari sana, setelah ke Nini Thowong lagiiii (makan es lagi:p), kita ke Batik Kauman. Kompleks batik yang mirip dengan Laweyan, hanya beda tipe aja. Belanja lagiiii :p

Kelar belanja, time to lunch! (kayanya sebagian isi review ini makan semua ya:p)
Kita makan di Soto Kirana di Moh Yamin, the other famous soto in Solo.
Soto daging yang wangiiii, bumbunya kuat banget! Bahkan lo makan tanpa sambel pun, dah kerasa nikmatnya (lap bibir, apus iler:p)
Menjadi lebih sedap karena ditambah sate daging dan kerupuk putih (kerupuk karaknya abis!). Sate dagingnya itu daging tipis2 yang dibumbuin pedas, tapi asli enak!
Udah makan segambreng, pas bayar Cuma 80ribu dong… (aaaaakkk! Coba dari Jakarta ke solo tinggal nyebrang, pasti tiap hari gue mampir sana:p)

soto kirana :)


Balik ke hotel dan istirahat…
Keluar lagi untuk makan malam, setelah mampir ke Orion untuk beli Mandarijn, the ultimate of Solo.

Karena binun mau makan dimana, akhirnya masuk ke Solo Paragon, katanya mall paling besar di Solo. Puter2 binun setelah melihat Solaria (ahhh Solaria mah di Pulogadung juga ada) dan lain2, akhirnya memutuskan makan di food court. Soto dan ayam gorengnya, asli kalah dibanding soto2 jalanan yang kemarin2! Makan di mall malah paling kecewa L

Anyway, happy anniversary, Honey! *kiss
Dulu tanggal ini, enam tahun lalu, kita habis resepsi, ya… Hari ini, enam tahun kemudian, kita ada di kamar hotel  juga, dengan tiga anak mengerumuni J What a wonderful journey we have J

our first dance as husband & wife :)


6 Mei 2013
Perjalanan panjang harus diawali dengan makan dong! (alasan:p)
Makan pagi di Cak Nan, soto Madura di samping bekas bioskop Atrium di Solo Baru. Ada pilihan soto daging dan ayam. Ini juga enak dan gurih. Gue ga ngerti cara menjelaskan makanan dengan detail, apa bedanya dibanding soto2 lainnya. Tapi menurut gue, semua soto di Solo ini enak J
Dan lagi2, amazed sama harganya yang murah pisan euy!

soto cak nan :)


Setelah puas makan, kita memutuskan langsung balik Jakarta aja, secara jalannya bakal jauh banget. Muter2 dan sempat salah jalan, eh…ada plang seperti ini di jalan: GUA MARIA PERENG, GETASAN, 9 KM.
Huwaaaaa… Langsung memutuskan untuk cari.
Secara gue pingiiinnn banget ke Gua Maria pas jalan2 ini, yang kebetulan juga bulan Maria J
Dan setelah mencari2, ketemu, yeayyy!
Gue Maria ini baru dibangun bulan November 2012 lalu, jadi masih bersih dan asri banget.

us on Gua Maria Pereng


Gue selalu suka dengan lukisan dan seni “perjamuan terakhir”, dan di sini ukirannya agak beda. 
Could you find the difference?



Ga kerasa, hampir dua jam di sana, kita udah harus pulang. Melewati Semarang dan Ungaran lagi, menepi lagi di Nissin Café. Bela-beli biscuit lagi, dan decided to have lunch there, since bisa jadi baru sore bakal ketemu resto lagi.
Yah makanannya so-so, secara core business nya bukan café tapi biscuit J its so acceptable.

Jam tujuh malam, baru tiba di Tegal, dan kita  memutuskan untuk cari makan (lagi:p).
Googling lagi, nemu Chinese food Semeru di Tegal, sepertinya beken juga sih. Dan akhirnya ketemu!
Mirip2 kwetiauw2 di Jakarta gitu.

After that, menempuh perjalanan sangat panjaaaangggg ke Jakarta. Tiba di rumah jam tiga pagi, dan harus ke kantor jam tujuh pagi, so pasti zombie mode, wkwkwk…

Ah yaaa… ada satu hal penting yang gue lupa tulis.
Ada satu jalan tol (menuju dan dari Semarang), yang asli butut, jelek, gelap dan membahayakan. Di setiap berapa meter, ada pecahan atau patahan jalan. Gelapnya ga kira2, ga ada lampu. Well sepanjang gue pergi kemana2, seingat gue, ini jalan tol paling parah.
Dan setelah gue tau pengembangnya, yahhh ga heran juga sih… secara lebih memilih sibuk kampanye presiden daripada bersihin lumpur lapindo…. Ah #nomention aja yaJ
Cuma berharap semua orang yang melewatinya berhati2 dan selamat sampai di jalan.

Anyway…
The Solo Trip was awesome. Love the city (sayang ga sempet naik delman), love the food (enak2 semuaaaa), love the air, and love the driver of course, wkwkwk!

Happy Anniversary, Honey, thankyou for the lovely trip :******

Monday, April 01, 2013


Hari Sabtu dua minggu lalu, gue mengajak kiddos ke Panti Asuhan di daerah Cipayung. Dibanding dengan beberapa tahun lalu, keadaan panti ini sudah jauh lebih baik.
Dulu bangunannya kecil, dengan banyak kamar-kamar yang mengelompokkan anak2 berdasarkan umurnya.
Satu hal yang paling gue ingat waktu dulu berkunjung, salah satu pengurus Panti bilang ke gue, “Jangan digendong ya, Bu.”
Gue tanya kenapa, jawabnya “Nanti ga mau lepas.”
Sedih ya, melihat anak2 itu segitu haus perhatiannya, sampai kepada semua yang datang aja, mereka merengek2 hanya untuk sekedar digendong, disuapin atau dipeluk.

Panti ini ternyata sudah diambil alih oleh Pemerintah, begitu menurut Bapak pengurus di sana. Syukurlah, semoga dengan begitu keadaannya menjadi lebih baik.
Dan sekarang ada Panti Jompo juga di depannya. Pantas aja, begitu baru masuk, ada serombongan Oma2 duduk di semacam pendopo.

Orang2 jompo ini sebagian ditemukan di jalan. Setelah ditelusuri dan di-survey, kalau masih ada keluarga yang mampu, akan diserahkan ke keluarga. Tapi kalau tidak, akan dirawat oleh Panti.
Sedangkan untuk anak2, sebagian ditemukan di RS, yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Sebagian lagi ditemukan di berbagai tempat umum, dari mulai halte, stasiun, atau tempat2 lain.
Ah, ga kebayang ya, bayi masih merah yang begitu lucu, ditinggalkan orang tuanya begitu aja. Kira2 apa yang ada di pikiran orang tuanya, ya?
Syukurlah anak2 ini lalu ditemukan oleh pihak yang sepantasnya, hingga bisa hidup cukup layak di Panti. Bagaimana dengan anak2 yang lain, yang masih terlantar di jalan? Panti2 pasti punya kapasitas juga, kan?
Di Panti ini, maksimal usia anak adalah lulusan SD. Setelah itu akan ditransfer ke Panti lain, begitu juga setelah lulus SMP. Ga kebayang, akan jadi apa anak2 ini setelah lulus SMA.  

Tanpa mau menghakimi siapapun, cuma berharap anak2 ini selalu dalam lindungan Tuhan. Apapun bentuknya, bagaimanapun caranya, jika Tuhan menghendaki anak2 ini dilahirkan, pasti Dia juga yang akan menjaga mereka.

Sayangnya, saat itu anak2 baru aja tidur siang, jadi kita belum bisa melihat mereka. Dan karena ga keburu nunggu mereka bangun, jadi kita pergi deh.
 Sebagai orang tua yang punya 3 anak, miris banget liat foto ini.



Look at them, the innocent onesKita ga bisa memilih lahir dari siapa, dalam kondisi bagaimana. Tapi kita bisa memilih, bagaimana kita akanmenjalani hidup ini.

BTW ada satu hal yang kelupaan...
Seisi Oma2 panti, nge-fans sama Michael. Dan sepanjang jalan ketika mau pulang, Michael dadah2 ke Oma2 itu sambil bilang, "Byebye, Oma!" :) How could I not love my cute angel?


Sunday, March 31, 2013

#keyla goes to lion city!


Acara outing kantor divisi gue mid Maret lalu diadakan di Spore. The Lion City, yang ga pernah membosankan.
Menjadi lebih special, karena di hari ke-2, Alex & Key nyusul. Key baru pertama kali ke luar negeri, dan baru kedua kalinya naik pesawat. Deg2an juga gimana responnya nanti J


the five-stones-hostel, the friendly hommy hostel :)

Gue & friends nginep di Five-Stones-Hostel, di Clark Quay. Nyaman, bersih dan menyenangkan, terutama karena kita tidur ber-14 di 1 kamar. Seru ya J Ranjang susun dan loker untuk masing2 orang, kamar mandi barengan tapi tetap bersih, sarapan seadanya tapi terjamin.






Pagi2 buta dah ngumpul di airport, bikin perut super keroncongan. Jadi tanpa ragu2 kita mampir ke Song Fa, bakut teh beken di sana, yang syukurnya bisa ditempuh dengan jalan kaki aja dari hostel.  
Tentu saja haram:p Dan gue yang waktu itu masih pantang ibab, cuma bisa nelen ludah aja ngeliat yang lain pada pesen, hiksss… Tunggu pembalasankuuuuu!!!

After lunch, kita muter2 Orchard, Merlion, Marina Bay. Standard orang Indo kalau ke sana lah, ya.
Oh iya, ada cerita lucu waktu lagi belanja di Lucky Plaza. Gue lagi di Giordano, counter wajib kalau ke Sing. Ada segerombolan Tante2 geret2 koper, sambil ngomong bahasa Mandarin. Gue nyangkain mereka dari Cina, since putih2 kinclong semua. Ribut dan rusuh banget mereka nyari2 kaos. Sampai seorang Tante bilang gini, “Ini mah kaya di Mangga Dua!”
Buset, ternyata mereka dari Indo! Wkwkwkw… Hampir gue bilang gini, “Ini Giordano, Tante. Kalau di MangDu, itu namanya Giordono.” Wkwkwk…

Gue beruntung banget, last visit ke Sing udah bisa ke Marina Bay. Karena ternyata sekarang ga dibuka umum, ya. Dan effort ke sana nya juga udah bikin lemes, wkwkwk.. Jadi akhirnya kita cuma duduk aja kecapean di atasnya Marina Mall.

Add caption


Menjelang malam, setelah balik bentar ke hostel utk check-in, kita menuju ke China Town, cari makan nyam-nyam. Di tengah kelaparan kaya dua bulan ga makan, teman2 nemuin wotie (entah haram atau enggak), yang enaaakkkk banget! Asli! Terpujilah yang bikin! Rasanya gue sanggup ngabisin dua porsi sendirian!

Tiba di hostel, kaki sepanjang betis sampai tumit udah menjerit minta dipijit. Apa boleh buat, koyoan dulu bisanya. Jadi habis giliran gentian mandi & keramas, kaki2 ini dibungkus koyo.

Di hari kedua, sebelum jam 6 pagi gue udah bangun. Gue excited banget, karena hari ini Alex & Key bakal nyusul ke sini!
Gue BBM Alex, “Udah otw ke airport?”
Cukup lama ga dibalas. Gue worry mereka belum bangun. Akhirnya dibalas. “Otw airport.”
Gue tanya kok siang banget… katanya Key jatuh sampai berdarah, tapi sekarang udah gapapa. Gue lega dan pingin cepat-cepat mereka nyampai sini.





Acara outing pagi ini ke Handersen Wave. Waktu dibilang jalannya bakal mendaki dan cukup jauh, kirain paling seberapa. Ini tampang2 sang penakluk di pagi2 (hampir) buta, sesaat sebelum trip dimulai.
Ternyata beneraaannnnn! Sampai di atas, kaki udah mau putus se-putus-putusnya!
Waktu lagi kelelahan ngatur napas, tau2 shuttle bus lewat! Tau gitu mah naik shuttle aja, wkwkwk.





Tapi ga nyesel kok.. Sampai di atas, asli kerennnn bangeetttt… This is the Handersen Wave, could you see the wave?

Ajaibnya, banyak yang jogging dong di sana. Kebayang yaaa.. kita aja setengah mati jalan pelan2 buat mencapai atas. Kok bisa2nya ada yang lari sampai ke sana… ckckck…
“Ini baru setengah jalan menuju Forrest Walk. Mau tetap ke atas atau turun aja?”
Yak, suara bulat memutuskan turun, hahaha… Kalau kudu ke atas, siap2 nyanyi deh, “Ku tak sangguuuupp…”

Mampir ke Mall lalu breakfast (or lunch) SUBWAY, sesuatu banget yah J

Tiba di hostel, ga lama kemudian Alex & Key nyampe. Gue hampir pingsan liat kondisi Key. Bibirnya bengkak, di bawah bibir ada plester yang cukup besar.
Ternyata Key jatuh di dekat tangga di rumah. Gigi atas nya pecah sedikit. Diagnosis sementara, gigi atas Key melukai bibir bawahnya sampai robek dan mengeluarkan banyak darah. OMG…
Dan ajaibnya lagi, suami gue memutuskan tetap berangkat. Kalau gue udah pingsan duluan kayanya, hiks…
Akhirnya gue decided untuk misah dari rombongan and went to hospital.

Setelah cek in di Swissotel Stanford, kita balik ke daerah Orchard menuju Mount Elizabeth Hospital, ke Emergency Room nya. Asli ini RS bersih banget…
Dokternya dan nursenya so cooperative. Tau gimana handle anak kecil (yang berontak dan keras kepala:p). Key teriak2 ga mau diperiksa. Sampai akhirnya gue bujuk2, ditambah embel2 permen dari nursenya. Waktu lagi teriak2, nursenya bilang, “I have candy for you,” sambil nyodorin lollipop.
Key langsung diam, terus ngelirik gue, “Ada candy yang rasa orange ga, Mam?”
Wkwkwk, good job, nurse!

Syukurlah luka Key ga perlu dijahit, tapi harus di-glue supaya cepat rapat. Key juga harus dikasih antibiotik, menghindari dia dari infeksi. Setelah kelar mengurus administrasi, kita pun keluar.
Ngeliat tampang gue yang lemes dan shock, suami gue bilang, “Kamu mau belanja, ga?”
Mendapat penawaran kaya gitu, ga mungkin dong gue bilang “enggak”, hehehe.. Jadi melipir balik deh ke Gio.

Menjelang sore, setelah makan es potong di Orchard, kita nongkrong di Merlion. Berbekal Garrett Popcorn yang beli di Wisma Atria, cuma duduk2 di situ aja rasanya udah hepi.
Si kecil Keyla, sama sekali ga ngerasain sakitnya. Padahal itu luka dalam mulutnya, kaya sariawan2 gitu. Kalau gue mungkin udah mewek sepanjang hari. Tapi anak kecil ini, cuek aja sambil ngunyah popcorn.
Walaupun setelah jalan balik ke hotel dia memang rewel karena capek (dia bangun jem 3 pagi, bow!), tapi gue bersyukur banget, Key sama sekali ga ngeributin lukanya. Malah masih lompat2 di sepanjang jalan. Ampun dehJ



Kenapa memilih Swissotel Stanford?
Itu pilihan Alex. Dia udah survey, itu satu2nya hotel di Spore yang bisa ditempuh full dengan MRT tanpa jalan outdoor. Dia udah mikir, seandainya hujan, kita tetap bisa balik ke hotel.
Kemarin2, gue pikir, riweh banget sih ini orang, mau nginep aja repot banget cari hotelnya. Tapi setelah kejadian Keyla ini, gue bersyukur kita nginep di situ. Kebayang kalau Key harus kehujanan, duhhh… entah lukanya yang ga boleh basah atau dia yang bakal masuk angin…

Swissotel is a good one.
Hotelnya cukup tua dan ga terlalu baru, tapi so acceptable buat gue. Bersih, nyaman, besar. Dan yang paling asik menurut gue, window view nya yang keren bangetJ
Di sebelah kiri kita bisa liat Merlion, Esplanade, sampai Marina Bay. Di kanan, ada St.Andrew. Asli, super kerenJ (maklum, biasanya nginep di hostel kalau ke sini:p)




Pagi besoknya, kita siap2 menuju Jurong. Science Center it is!
MRT ke Jurong cukup jauh, dan sampai di sana, kita harus 1x naik bis ke Science Center Road. Begitu nyampai di sana, duh langsung seneng banget gue. I don’t like science, so I adore people who can make science more fun!
Dari mulai teori fisika sederhana, teori gravitasi, teori getaran suara, sampai teori social macam afeksi, emosi, dll. Ini ga kelar seharian nih kalau mau ngeliat semuanya!


Lunch di McD di sana, kita lalu masuk ke OMNI Theater to watch butterfly movie.
Filmya sih biasa aja, tapi theaternya yang keren abis, kaya di planetarium gitu.
Science Center & Omni Theater are highly recommended for kids! Kalau keburu sebenarnya pingin ke Snow World juga, tapi ga keburuuu….
Sayangnya, jam 2-an kita dah harus balik. Biasa, ada yang parno telat ke airport, wkwkwk… yes, my hubby it is!

Ah nyesel deh ga ke IMM, katanya ada Gio juga di sana J Padahal dah keliatan gedungnya dan cuma tinggal naik bis aja 1x.

Dan terjadi lagiiii tragedi seperti yang sudah2 kalau ke Sing, yaitu lari2 di Changi J

Next time ke sini lagi, kayanya Michael juga harus diajak. Tapi dengan catatan, ga ada kunjungan ke RS lagi! “.”