Halo semuanya!
Kali ini gue mau cerita soal obsesi terbang ke UK, atau ke London, tepatnya.
Why England?
Apalagi coba tujuannya, selain mengunjungi klub kesayangan gue yang baruuuu aja menjadi juara piala FA! Yeayyyyy, go Gunners! Go Arsenal!
Kali ini gue mau cerita soal obsesi terbang ke UK, atau ke London, tepatnya.
Why England?
Apalagi coba tujuannya, selain mengunjungi klub kesayangan gue yang baruuuu aja menjadi juara piala FA! Yeayyyyy, go Gunners! Go Arsenal!
Gue lupa, kapan tepatnya mulai menyukai
klub ini. Kayaknya sejak awal masuk kuliah (artinya sekitar tahun… well, ga usah disebut ya, yang jelas gue
#AnakLama :p). Kakak dan adik gue adalah fans berat Manchester United (yeah, everybody loves them!). So tiap kali ada
bola, pasti ribut di rumah, karena kita mendukung klub yang berbeda. Saking kelewat cinta sama Arsenal, gue pasti bela-belain nonton, walaupun waktunya suka ga tepat. Seingat
gue, karena begadang nonton bola, gue pernah sampai dapat D waktu UTS.
Untungnya gue lulus mata kuliah itu, ketolong di nilai UAS. Hahaha..
An evolution, when a new logo was born! |
Anyway, kenapa sih gue suka banget sama klub ini? Please take a look for some reasons.
First,
I do admire the people.
In this case, the Coach at the first place. Selain ganteng (halah! :p), berkharisma, smart, gue menyukai gaya kepemimpinannya. He always support the team, mentally. Ga pernah menyalahkan anak buahnya, bahkan ketika tim terbukti mandul, bahkan kalah dari klub papan bawah yang sama sekali ga diunggulkan. As you know, Arsenal dikenal sebagai salah satu tim hebat tapi lemah di konsistensi. Terbukti dengan merajai klasemen liga Inggris terlama di tahun ini, tapi toh hanya mendapat tempat terakhir yang ikutan Champions League tahun depan. Tapi, tanpa bermaksud lebai, Wenger selalu membela anak-anaknya. Atau kalaupun ia mengkritik mereka, ga di depan umum.
In this case, the Coach at the first place. Selain ganteng (halah! :p), berkharisma, smart, gue menyukai gaya kepemimpinannya. He always support the team, mentally. Ga pernah menyalahkan anak buahnya, bahkan ketika tim terbukti mandul, bahkan kalah dari klub papan bawah yang sama sekali ga diunggulkan. As you know, Arsenal dikenal sebagai salah satu tim hebat tapi lemah di konsistensi. Terbukti dengan merajai klasemen liga Inggris terlama di tahun ini, tapi toh hanya mendapat tempat terakhir yang ikutan Champions League tahun depan. Tapi, tanpa bermaksud lebai, Wenger selalu membela anak-anaknya. Atau kalaupun ia mengkritik mereka, ga di depan umum.
Gue mengagumi ketenangan Wenger dalam
memimpin. Dia belum pernah terlihat emosi berlebihan saat tim bertanding. Gue
pernah melihatnya berbincang dengan anak buahnya di ruang istirahat, ketika
ditayangkan oleh sebuah stasiun TV. Tidak ada nada kemarahan (mudah-mudahan bukan karena disorot media ya, hehehe:p), padahal saat itu timnya baru kalah. Yang ada hanya nada
menyemangati dan supportive.
Wenger bukan orang yang suka
pamer. Tidak pernah dalam sejarah, ia ikut-ikut bursa transfer dengan
menyebutkan sejumlah uang yang sanggup membeli pemain manapun (no mention
yaaaa, hahaha..). Yang ada malah fans kesal sama dia, karena terkenal pelit
beli pemain, demi kepentingan share
holder kah?
Wenger hampir ga pernah beli
pemain beken. Biasanya dia mengincar pemain muda yang jadi cadangan di klub
lain, untuk kemudian dilatih dan dibesarkan olehnya di Arsenal. Yah walaupun
akhirnya pemain yang udah besar namanya itu malah lompat ke klub lain, ada juga
yang ke musuh bebuyutannya (no mention lagi ah:p). Membeli pemain hebat dari
klub besar, apalagi yang diincar kalau bukan uang? Dengan membeli pemain yang
masih junior, berharap bisa dididik ‘ala’ Arsenal, Wenger berharap bisa
menemukan kesamaan visi dengan anak-anak asuhnya, bukan hanya sekedar uang.
Udah pasti sih uang penting, tapi bukan yang paling penting.
Lebih lengkapnya tentang Wenger, bisa klik di link barusan yaaa... Ini adalah curcol gue tentang Wenger di post yang lalu:)
Lebih lengkapnya tentang Wenger, bisa klik di link barusan yaaa... Ini adalah curcol gue tentang Wenger di post yang lalu:)
Nah, Wenger sudah menjadi Arsenal Coach selama
18 tahun. Dan tim kesayangan gue ini, udah puasa gelar selama 9 tahun. Jadi
setengah dari kepemimpinannya, Arsenal ga mendapatkan gelar apapun. Karunia banget di tahun ini, akhirnya tim gue ini buka puasa, yeayyy!
Arsene Wenger I prefer to call him "the legend" |
Selama bertahun-tahun puasa gelar ini, ga
terhitung banyaknya orang yang memaki. Mencaci Wenger, karena tidak meracik
strategi lapangan dengan apik. Menghujat Wenger karena membeli pemain buangan
yang sebenarnya tidak dibutuhkan klub. Tak sedikit fans yang pergi, dan memuja klub lain yang jelas-jelas lebih berprestasi.
But real friends (or fans) believe.
(Soal loyalitas, klik di link ini dan ini aja yaaa, kalau ga kepanjangan nih, secara lagi bahas #InggrisGratis !)
(Soal loyalitas, klik di link ini dan ini aja yaaa, kalau ga kepanjangan nih, secara lagi bahas #InggrisGratis !)
The second man I love is Dennis Bergkamp, the non-flying-dutchman. Mantan pemain tengah Arsenal,
kelahiran Belanda, yang saat ini isu-nya sedang mempertimbangkan apakah akan
bergabung dengan De-Boer di Tottenham (please, nooo!), atau menjadi asisten
pelatih di Arsenal.
Gue suka si fobia terbang ini karena dia
adalah orang yang tenang dan low profile. Tidak setenar Thierry Henry, karena
Bergkamp bukan striker. But he could play his role very well. Saat menggantikan Tony
Adams yang cedera, Bergkamp bisa menjadi kapten klub yang baik, dengan
ketenangan dan kematangannya. Ga sebeken David Beckham, karena mungkin dia ga
kece, dan istrinya bukan selebriti. Ia hanya seorang pemain tengah, yang sesekali melemparkan umpan lambung langsung ke gawang (sukur-sukur gol!). Tapi sebenarnya, tugas utamanya adalah selain mengamankan lapangan tengah, juga mendukung striker untuk memasukkan bola ke gawang lawan.
Ketika banyak pemain tengah yang ingin selalu tampil bak pahlawan kesiangan, Bergkamp justru sebaliknya, dia ga ingin kelihatan menonjol. Tapi ketika tim nya kalah, dia adalah orang pertama yang bisa menenangkan dan memotivasi mereka. Ugh, suddenly jadi ingat waktu tim Belanda kalah lawan Kroasia di semifinal Piala Dunia kapan itu. Penalty yang gagal berkali2, sampai ribuan orang berbaju orange yang menonton pertandingan secara langsung menunduk lemas.
Ketika banyak pemain tengah yang ingin selalu tampil bak pahlawan kesiangan, Bergkamp justru sebaliknya, dia ga ingin kelihatan menonjol. Tapi ketika tim nya kalah, dia adalah orang pertama yang bisa menenangkan dan memotivasi mereka. Ugh, suddenly jadi ingat waktu tim Belanda kalah lawan Kroasia di semifinal Piala Dunia kapan itu. Penalty yang gagal berkali2, sampai ribuan orang berbaju orange yang menonton pertandingan secara langsung menunduk lemas.
Look at the pic below. Gue menyimpan gambar ini sejak lama, karena emotionally, gue suka banget sama kedua gambar ini. Gambar kiri, saat Henry baru saja bikin gol, so it was a happily hug. Sementara gambar kanan, itu saat tim mereka baru aja kalah (lupa melawan siapa). Bergkamp tetap merangkul Henry, sekaligus menenangkannya. Yes, it was a sadly hug.
Iya, dengan geblegnya, gue hafal persis formasi saat itu. Bahkan sampai sekarang, gue punya formasi andalan, hahaha.. gaya ya gue, siapalah gue ini, kok tengil banget:p
Sebagian unik pernik Arsenal. Jersey asli itu kesayangan gue, langsung diterbangkan dari London:p (oleh2 dari teman hehehe:p) |
Second and the most, I love the value of the team. They support each other, they don't compete internally.
Wah, ga akan habis-habis kalau diulas satu-satu tim kebanggan gue ini.. Alhasil, walaupun sembilan tahun tanpa gelar, gue tetap bergeming. Ketika semua orang mencibir, menyuruh gue pindah menjadi fans tim lain, gue hanya mengatakan, “Big NO NO.” Real fans (and friends) STAY.
Sewaktu fans Setan Merah bersorak sorai
akibat treble winner di jaman kepelatihan Fergie, gue menangis. Sebagian karena iri, but I realize Fergie is one of the best coach in the world. Juga ketika
teman-teman fans Liverpool mengumandangkan lagu YNWA menjelang berakhirnya Liga
Inggris 2014 ini (walaupun akhirnya City yang juara), gue tetap mantap
mengatakan, gue adalah fans Arsenal. Dan akan terus begitu.
Jadi, jelas banget kan, kalau someday gue harus kudu mesti ke Inggris? Malah kalau boleh mengaku, di seluruh negara2 di Eropa, negara yang paling ingin gue kunjungi adalah Inggris. Bukan Perancis yang romantis, bukan juga Belanda yang banyak bunga. Tapi Inggris, London sih lebih tepatnya. Buat apa lagi kalau bukan untuk ngunjungin markas klub paling keren sedunia ini :)
Ini gambar Emirates Stadium, yang terletak di Ashburtin Grove, Holloway, London Utara. Arrrgghhh, baru melihat fotonya aja, udah merinding. So excited! |
This is called "Bergkamp's Stone" Bergkamp berfoto bersama patungnya yang terletak di depan Emirates Stadium. Kalau gue bisa ke sana, kayaknya gue bisa pingsan sambil memeluk patung itu, hahaha:p |
Seeing this board directly, is one of biggest dream! |
Yes, I love Arsenal, with or without trophies :) |
Menjadi fans berat Arsenal sejak masih di Highbury Stadium, Inggris adalah salah satu tempat impian gue. Dan semakin banyak gue menulis soal ini, makin pingin ke sana (Arrrghhh, jadi ingat blognya vabyo waktu jalan-jalan ke Inggris, pingin jitakkin deh rasanya hahaha...).
England is definitely a place to go before I die!
Seluruh gambar klub & stadium di postingan ini, gue ambil dari web dan google ya, jadi memang bukan milik pribadi (kecuali foto unik pernik & foto terakhir)
England is definitely a place to go before I die!
Seluruh gambar klub & stadium di postingan ini, gue ambil dari web dan google ya, jadi memang bukan milik pribadi (kecuali foto unik pernik & foto terakhir)