Next, gue mau cerita tentang keterlibatan gue di Kampung Fiksi.
Waktu itu gue sedang maternity leave period. Terbiasa mengecek email
tengah malam (saat suami dan anak2 sudah tidur), gue iseng2 mengamati seisi TL. Gue melihat twit seseorang (lupa siapa:p), tentang lomba menulis
menjelang Valentine. Guepun mencari info lebih lanjut. Ternyata lomba ini
diadakan oleh Kampung Fiksi. Setelah melihat blognya, gue ketagihan. Untaian
kata di sana begitu laras. Gue seperti menemukan sekumpulan orang satu napas
dengan gue.
Terus terang, sejak
menikah dan punya anak, gue jarang sekali menulis. Boro2, bisa mandi dan
sisiran aja udah bagus, hahaha… Apalagi sejak punya dua, bahkan sekarang tiga
anak. Gue rindu menulis.
I know me. Ada relung jiwa gue yang kosong, yang hanya bisa terasa
penuh saat gue menulis. Ah sok puitis banget:p
Singkatnya, cerpen gue yang berjudul ‘Mencintaimu’ dinyatakan lolos, dan dibukukan bersama
belasan orang lainnya. Judul antologi cerpen itu adalah Banyak Nama Untuk Satu
Cinta, yang kemudian diterbitkan lewat leutikaprio.
Senang? Pasti! Secara
udah lama ga menulis, ini jelas satu titik balik yang baik. Sejak itu, gue jadi
sering melongok blog Kampung Fiksi. Rajin memantau timelinenya.
Gue juga ikutan Group
Facebooknya yang berjudul J50K. Ini adalah suatu kegiatan menulis yang
dilaksanakan serempak, dimulai di tahun baru (Januari), dan diharapkan
berlanjut terus sampai 50 ribu kata. Harapannya tulisan ini akan menjadi novel yang
tentunya diterbitkan (Amin:p)
Walaupun hanya mampu
menulis 10 ribu kata saja, tapi gue ikutan senang memantau tulisan rekan-rekan
yang ikutan. Lagi2 gue kagum dengan konsistensi mereka2 ini. Tiap hari commited menulis hingga tercipta sebuah naskah.
Memasuki bulan puasa,
Kampung Fiksi kembali mengadakan lomba menulis. Kali ini cerita pendek seputar
Ramadhan. Iseng2, gue beranikan diri untuk ikutan. Syukurlah, tulisan gue menjadi satu dari tiga cerita yang menang, dan mendapatkan hadiah
Modem SmartFren (Thankyou, SmartFrenJ)
Well, hadiahnya adalah
bonus. Keberanian dan komitmen menulis itu yang sebenarnya matters banget buat gue.
Kampung Fiksi membuat
gue kembali rajin menulis. Diawali dengan menyapu blog gue yang udah karatan.
Lalu pelan2 mulai menyelesaikan naskah novel yang udah sepuluh tahun cuma menuh2in lappie aja.
Apalagi sejak Mbak Winda & Mbak Nastiti berhasil menerbitkan bukunya, gue ikutan senang bukan main. Dan ada keinginan supaya naskah gue kelar juga. Aku juga mauuuuuuu:p
Jadi kalau dibilang
seberapa besar keterlibatan gue dalam Kampung Fiksi?
Mungkin gue hanya
pembaca pasif. Gue hanya partisipan non aktif yang sekali2 memberanikan diri
menulis. Tapi komunitas ini punya arti besar untuk gue. Selain passion yang sama dalam membaca dan
menulis, gue merasa menemukan keluarga baru yang bisa ikut mengerti, apa itu writer’s block, bagaimana membuat alur
cerita, apa bedanya blurb dan
sinopsis cerita, dll.
Terima kasih Kampung Fiksi, sudah membangkitkan energi baru yang sempat tenggelam.
Yuk terus membaca dan
menulis J
Yuk sama2 mewujudkan mimpi menjadi penulisJ
Do the write things
right, WRITE away!
"Ikut memeriahkan ultah Kampung Fiksi yang ke-3 bersama Smartfren, Mizan, Bentang Pustaka, Stiletto Book dan Loveable."