Tuesday, September 24, 2013

Book Review : Labirin Rasa




#LabirinRasa karya Eka Situmorang-Sir (Penerbit : Wahyu Media, 2013, 394 pages)

Menyimak kelincahannya berkata, Kayla seperti alter ego Eka. Love the spontaneous of Eka & Kayla!
(Intermezzo: Jadi ingat @ceritaeka pernah membahas soal kissing di twitter *ngakak*
Hush hush, yuk mulai review novel, jangan ngelantur!)

-------------------------------------------------------------------

Kayla adalah seorang mahasiswi dua-puluh-satu tahun, dengan masa kuliah yang tak jelas kapan selesai. Gadis berani cenderung nekad, mengingat ia rela mengejar cintanya hingga ke lain kota. Anak gunung yang easy going, dengan energi yang seolah tak ada habisnya (tapi ternyata ga bisa berenang yaaa..hehehe..)
Somehow, di balik ketegarannya, saya melihat si Kayla ini rapuh. Seperti ada “kekosongan” di jiwanya. Sayangnya, tak semua orang bisa menyelami ini, even her parents.  
Coba simak obrolan akrabnya dengan Yangti, atau luapan kangennya pada Yangkung, sangat menyentuh.
Kayla tak pernah takut jatuh, tergores atau luka, tapi bisa sedih hanya dengan mengingat Yangkungnya.
Si penakluk laut dan gunung, tapi bisa terharu saat Patar memberikannya bungaJ

Saya suka cara Eka menggambarkan Kayla, physically.
Tokoh utama novel biasanya cantik secara fisik. Sedangkan Kayla tidak tinggi, agak (maaf) gemuk, jerawatan, rambutnya berminyak pula! Jauh dari kesan ‘cantik’.
Di sepertiga akhir novel, Kayla berubah menjadi cantik secara fisik (langsing, cantik, modis). Mengingatkan saya akan chick-lit Jemima Jones (by Jane Green, tentang Jemima yang gemuk dan tidak cantik, but finally rejuvenate menjadi cantik dan langsing).
Tidak salah, tapi saya sempat kecewa, karena definisi ‘cantik’ Kayla akhirnya menjadi sama seperti wanita pada umumnya.
Untungnya kecewa saya terobati dengan ungkapan indah ini : menjadi cantik itu bukan supaya dilihat orang, tapi sebagai upaya untuk menyenangkan diri sendiri. Benar banget J

Another city, another story. Alur cerita yang cepat, menyeret saya untuk ikut berlari. Pindah dari satu kota ke kota lain. Lompat dari satu hati ke hati yang lain, menyusuri labirin panjang yang tak tentu arahnya. Amazingly, I enjoyed it! Kadang terasa sayang, karena emosi di satu cerita belum terlalu dalam, tapi sudah harus pindah lagi.
Misalnya tentang Dani yang tertarik pada Kayla. Juga kisah Cynthia (yang ternyata lebih suka sejenis). Banyak emosi belum ‘terdeteksi’ tapi sudah harus move on.
Ide cerita yang orisinil dan kaya muatan, mungkin bisa dieksplor lebih.

On the other side, I love details in the places! Taman Sari digambarkan dengan detail dan indah. Saya sampai memejamkan mata, berharap bisa langsung ada di sana:p
Rasanya seperti ikutan travelling ke Jogja, Lombok, Medan. Kalau waktu itu Eka sudah ke Derawan, pasti ada juga tuh cerita Kayla jalan2 ke sana, hahaha… bikin sirik aja. Saya bahkan sampai googling tentang Istana Maimun karena penasaran.
Perlu banget novel2 perjalanan seperti ini, sekalian membuktikan betapa cantik dan kayanya Indonesia kita.

Kelebihan lain novel ini adalah di dialog antar tokoh. Conversation Kayla dan Patar, chemistrynya dapat banget. Hidup, dalam, ekspresif. Patar yang datar, terpancing jadi ‘berani bicara’ saat bersama Kayla, terbawa derasnya arus ‘nyeleneh’ Kayla.
Sebagian novel menceritakan perasaan Kayla yang begitu dalam ke Ruben (digambarkan bak pangeran sempurna dan punya segalanya kecuali kesetiaan). Tapi sewaktu membaca dialog awal Patar dan Kayla, feeling saya mengatakan, indeed, si Patar inilah Pangeran Fajar-nya Kayla, seperti yang tertulis di surat Yangkung. Btw surat Yangkung so touchy J



Rangkaian kata di tiap opening bab indah, terutama yang Eka tulis sendiri. Yang paling saya suka adalah ini :



Kata2 sederhana, tapi super dalam maknanya. Betapa yang terpenting adalah menjadi nyaman dengan dirimu sendiri… seperti apapun itu. True J  Kamu ga harus berubah jadi cantik buat mencintai dirimu sendiriJ

Hal yang cukup mengganggu adalah typo dan salah tanda baca, dan tidak konsisten antara pengucapan “aku” dan “gue” sebagai kata ganti pertama.

In general, this novel is recommended J

Shortly, #LabirinRasa :
Masing2 kota punya kisahnya sendiri. Tentang hati yang tertambat, atau rasa yang tak kunjung usai?

smartfren.com
smartfren

No comments: