“Twitter lo apa?”
“Tuh anak ga punya twitter? Ga gaul.”
“Facebook dah ga jaman yah…”
“Jadi major brapa kali di foursquare?”
“User name lo di Google+ apa?”
Dunia social media atau socmed world lagi booming ceritanya. Menjamurnya BB dan high tech tools lain, bikin kita dalam setiap kesempatan, bisa update status kapan pun juga. Bener2 memanjakan orang2 narsis, hehe… segala nya di-update. Dari mulai berita2 ga penting, sampe update lokasi yang kadang bisa kebablasan dan mengakibatkan kriminalitas meningkat.
Sebenernya apa siy untungnya social media itu?
Menurut gue pribadi, socmed punya beberapa keuntungan : menjual (lo bisa direct selling disitu), mencari informasi, promosi, menyampaikan pesan, dll. Selain mudah, juga murah banget, dibandingkan sarana lain.
Gue seneng banget bisa interaksi sama penulis2 favorit gue : clara Ng, zara settira (malah sampe add pin segala loh!), icha rachmawati, elberthiene endah, bahkan djaenar maessa ayu!
Mereka membalas twit gue, bahkan me-RT! (jadi GR niy… *blushing*).
BUT… this world become strange each day….
Ada yang memaki2 dengan tidak bijaksana nya di twitter. Ada yang tidak etis ngomong di twitter. Ada yang “curcol” juga. Kesannya siy curcol, tapi klo dibaca beneran, kayanya itu adalah sesuatu yang dia ingin orang lain baca (catat : DIA INGIN ORANG LAIN BACA). Entah itu bener apa ga, yang pasti dia pengen orang2 baca itu. Entah itu atasannya, pacarnya, atau siapapun juga.
Ada yang curcol soal berantem ama suami nya… sampe masalahnya pun ditulis disitu… are you crazy? Pernah ga lo berpikir, suami lo itu juga orang yang punya perasaan?
Dan pernah ga lo sadar, kalo socmed itu bukan untuk curhat berlebihan kaya gitu????
Ada yang lupa posisi nya di kantor, sehingga bisa nulis seenak jidat nya, padahal follower nya banyak?
Gue juga suka curcol di twitter, suka nulis ga penting, suka nyampah. Tapi setidaknya, curcol-an gue itu ga menyakiti siapapun, ga membahayakan siapapun, karna gue emang ga berniat untuk itu. Yah klopun ada, biar Tuhan dan gue yang tau, hihihi.. niat jahat kok disebar2, aneh ya:D
Gue akan menulis apapun yang mau gue tulis. Dan gue ga akan nulis yang ga mau gue tulis. Tidak ada pihak yang bisa memaksa gue menulis apa yang TIDAK MAU gue tulis. Gue orang bebas, tidak ada perjanjian apapun dengan pihak manapun.
Klopun gue nulis sesuatu tentang perusahaan gue, that’s bcoz I tell you the truth. Apa yang gue rasakan, gue tulis disana. Klopun gue tulis sesuatu tentang produk yang dijual di perusahaan gue, atau produk lain, itu karna gue emang suka.
Balik ke masalah pencitraan.. Kasian ya, orang2 yang diharuskan menulis hanya karena posisi/pekerjaan mereka mengharuskan untuk itu. Kasian ya, orang yang pura2 baik dan cute di socmed, tapi pada kenyataannya ga begitu. Kasian mereka klo harus punya 2 kepribadian, hanya karena yang ditulis beda sama kenyataan.
Ah lo ga konsisten Yan.. katanya orang suruh etis nge-twit, tapi kok ga boleh pencitraan juga?
No, its not like that!
Klo lo menulis yang bukan diri lo, dan itu something bad, artinya diri lo yang harus dibenerin! Bukan cara nulis lo, atau apa yang lo tulis!
Klo lo nulis sesuatu yang nice, positive tapi Cuma topeng aja, sampe kapan lo mo bertopeng? Capek ga sih? Inget urusan yang lain masih banyak daripada sekedar masking loh.
Klo lo nulis sesuatu yang “lo banget” tapi negative, yah setidaknya lo jujur sama diri lo sendiri. Tapiii.. apa yang negative itu mo dipertahanin terus, daripada merubah diri jadi yang positive?
Gue ga peduli apakah socmed itu jadi booming apa ga...
Apakah twitter dan blogging itu jadi trend apa ga, gue udah menulis dari sejak gue kecil. Punya blog dah dari 2005. Ga peduli ada yang baca atau ga, I just want to write, and I need something to record.
Tanpa bermaksud menggurui, menurut gue, sebagian besar orang2 di socmed itu “pencitraan” banget, yang kadang bikin mules baca nyaJ (siapa suruh baca! Hehehe)
Membanggakan, boleh.
Menulis sesuatu yang positive, itu lebih boleh lagi. Apalagi yang inspiring, boleh bangeetttt.
Tapi somehow berlebih, itu yang bikin pusing. Apa lo bener2 ngerasain itu, melakukan itu, atau hanya demi pencitraan lo?
Ah… gue juga bukan siapa2. Bukan socmed expertise, cuma orang awam yang berusaha jujur. Jadi klo elo merasa gue berlebihan, atau suka negative thinking, sori ya. Apa yang kita simpulkan dari sesuatu, kan tergantung perasaan kita juga. Mungkin pas baca itu, perasaan gue lagi gimana, so it directs me to some bad perception. Mudah2an gue salah ya. Semoga apa yang lo twit atau tulis di FB itu, bener2 diri lo sendiri, bener2 cermin lo. Bukan hanya #pencitraan semata.
Dan buat lo yang suka nulis negative, I adore your honesty. Tapi..ksian juga ya, klo hidup lo penuh dengan yang negatif2 mulu. Yuk coba mulai merasakan berkat yang bertambah setiap harinya. Pelangi Tuhan kadang tersembunyi di balik kelam nya awan, tapi yakinlah, dia ada.
Ngikutin trend boleh2 aja, tapi ga dosa juga klo enggak. Ikut perkembangan jaman juga boleh, tapi ga banget klo sampe kehilangan jati diri lo.
Ikuti arus nya, tapi jangan sampe tenggelam. Ikuti baurnya, tapi jangan memaksa dirimu menjadi orang lain, even orang yang tak kau kenal. Percaya deh, bakal tersiksa J
Jangan salah ya… bukannya gue ga dukung socmed world ini. Menurut gue, ini salah satu alternative efektif untuk “menjual”, mencari/member informasi, me-marketing-kan diri, menjadi dekat dengan idola. Tapi.. sekali lagi, GA BANGET klo di situ kita harus jadi orang lain.
Love yourself, and believe in it!
No comments:
Post a Comment