I’m back J
Salah ya, harusnya “I’m
baaaaccckkkkk!” :p
Ga tau nih, kesambet angin
apa gue nulis yang serius beginian:p
Salah satu kerjaan gue
di kantor adalah being a (good) counselor. Harusnya sih seputar karir dan
kerjaan aja ya, dan hal2 seputar itu. Tapi kenapa akhirnya melebar, jadi masalah
keluarga, masalah cinta, masalah keuangan? Ya udahlah, terima aja itu nasib:p Prinsipnya
kan ga boleh menolak klien, hehehe..
Halloooowwww? Who are you? Get a life! Everybody has their own life...
Jangan menggantungkan
kebahagiaan hidup lo sama SIAPAPUN!
Pacar, perusaahan tempat lo kerja, teman.
Kalau lo merasa ga hepi
dengan kerjaan lo, temen2 lo, FIND a way.
Kalau lo ga hepi dengan pacar lo, FIND a way.
If life is being
unfair, kenapa lo ga cari jalan yang menurut lo fair?
Lo berhak memilih yang
terbaik buat lo.
Jadi kalau perusahaan
ga bisa bikin lo hepi, why don’t you just quit? You choose your own way!
Alih2 daripada rumpi dan mengeluh tentang your unhappiness, why don't you just look for your own happiness?
But IF you decided to
stay, you take it...for granted.
Seperti ketika berusaha
menerima pasangan hidup lo dengan segala kekurangan dan kelebihannya.. the
company you’re working for, pasti punya plus dan minus.
Kalau masih pacar,
boleh dong diputusin. Tapi kalau udah jadi suami, masa kudu cerai?
Hubungan perusahaan dan
karyawan, menurut gue, lebih mirip seperti hubungan orang pacaran. Kalau kecewa
dan ga bisa terima lagi dia apa adanya, putus aja, cari yang lain.
Sama aja kaya kerja.
Kalau lo ga bisa lagi mentolerir kantor lo, ga hepi lagi, carilah kebahagiaan
lo sendiri.
In the other side, banyak
yang pingin balik ke pacar lama, karena ternyata pacar baru ga sebaik harapan.
Hmm kadang kita emang harus kejedot ya, baru bisa bersyukur.
Sebagian teman yang
udah resign dan dapat kerjaan baru, banyak yang pingin balik. Rumput tetangga
yang dulu hijau, ternyata busuk juga pas udah jadi rumput sendiri. Prinsipnya, orang baru bisa bersyukur setelah kehilangan.
Teman yang dapat pacar baru, ada juga yang kangen pacar lama, tapi mostly hepi dengan the new one.
So kemungkinan selalu ada kan...
Dan apa itu yang
namanya “habis manis sepah dibuang”.. menurut gue ga ada.
Selama lo kerja,
perusahaan udah membayar lo, menggaji lo tiap bulan, dengan selayaknya. Kalau
suatu saat lo tidak bisa berkontribusi dengan seharusnya, atau tidak sesuai
lagi dengan misi perusahaan, adakalanya lo harus cabut. Perusahaan ga pernah
punya hutang sama lo. Jasa2 lo di masa lalu adalah sudah sepantasnya, secara lo
juga digaji gitu, loh. (lain lagi kalau perusahaan nunggak alias ga bayar gaji
lo yaaa.. kalau itu mah perusahaan ngutang namanya!)
Tapi as long as lo
dibayar teratur tiap bulannya, artinya perusahaan ga berhutang apa2 sama lo.
Kerjaan lo adalah tanggung jawab lo.
Kalau lo dirasa udah ga
bisa contribute lagi (atau malah bikin minus, wkwkwk), sepantasnya lo cabut
dengan sukarela, dengan kepala yang masih bisa diangkat tinggi.
Daripada ngedumel tiap
hari ga karuan.. Nyalahin perusahaan, nyalahin atasan, nyalahin teman2.. Hmmm
maybe you should look at yourself in the mirror. Are you choosing the right
way? Are you giving the best? If so, why everything around you going wrong?
Kalau lo udah berusaha
memberikan yang terbaik, bersikap baik, kenapa semua lini hidup lo bermasalah?
Keluarga, romance, atasan, teman2, pekerjaan?
Ah, buat yang terakhir
ini, ga pantas ya gue tulis. I hate judging, and who am I to judge? Sori, ya.
Just remind you to
fight for your happiness. You deserve to get it.
In company, in romance,
in life, go get your happiness. Not others, but yoursJ